Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengakui harga minyak dunia saat ini mengalami gejolak yang cukup dalam. Ketidakpastian harga itulah yang menjadi dasar pemerintah belum memutuskan untuk merevisi target penerimaan negara atau tidak.
"Masih sedang dipelajari karena memang masih ada yang bergerak kan angkanya. Seperti harga BBM USD30, USD35, USD40 per barel dan masih bergerak. Karena masih bergerak maka ya masih terus dicoba dipelajari," ujar Darmin di kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (4/2/2016).
Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro. Sebagai kementerian yang menetapkan revisi target penerimaan negara mengaku tengah menghitung pemasukan negara saat ini.
"Nanti, nanti sedang dihitung," tutur dia.
Seperti diketahui, tingginya target penerimaan negara 2015 sebesar Rp1.761,5 triliun membuat realisasi yang dilaporkan pada 22 Januari hanya mencapai Rp1.504,5 triliun atau 85,4 persen.
Perpajakan yang sebagai penyumbang utama penerimaan negara pun tak kalah buruknya. Dari target penerimaan perpajakan dari PPh Migas, Pajak Non Migas serta Bea Cukai pada APBN-P 2015 sebesar Rp1.489,3 triliun, pemerintah hanya mampu mengumpulkan sebanyak Rp1.240,4 triliun atau 83,3 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News