"Selama ini politisi selalu melihat kinerja pemerintah dari sisi utang. Berutang itu penting, tetapi bukan satu-satunya yang penting. Belanja yang hati-hati itu sangat penting," ucap Sri Mulyani, ditemui dalam acara pertemuan bertajuk 'Indonesia Economic Quarterly (IEC) 2018' di Energy Building, SCBD Sudirman, Jakarta, Selasa, 27 Maret 2018.
Menurut dia, sejumlah kebijakan fiskal yang dijalaninya akan mampu mendorong tren pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. "Peningkatan efektivitas dan efisiensi distribusi kebijakan fiskal juga sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi," terang dia.
Sejauh ini, bilang dia, sebagian indikator makroekonomi Indonesia telah menunjukkan perbaikan. Hal itu terlihat dari konsumsi rumah tangga dan nilai ekspor yang kian positif. "Pertumbuhan setahun terakhir ini, ekspor dan investasi yang menjadi mesin penggeraknya," tutur Ani biasa dia disapa.
Namun demikian, Ani menegaskan, pemerintah bakal tetap berhati-hati pada volatilitas harga komoditas yang saat ini masih berada dalam tren kenaikan. "Volatilitas barang juga harus dilihat. Konsumsi rumah tangga diharapkan tetap lebih baik. Peran konsumsi sebesar 56 persen terhadap pertumbuhan menunjukkan hal yang baik," tambah dia.
Ani juga merespons positif terkait peran Bank Dunia yang untuk menumbuhkan ekonomi Indonesia. Dukungan itu menciptakan motivasi yang membuat pemerintah optimistis pada ekonomi di sepanjang tahun ini.
"Kami akan meningkatkan mutu pertumbuhan ekonomi dan hal ini terus kami kaji di tingkat kabinet," pungkas Ani yang sebelumnya sempat berkarir di Bank Dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id