Ekonom INDEF Enny Sri Hartati (Foto: MetroTV)
Ekonom INDEF Enny Sri Hartati (Foto: MetroTV)

Ekonom Minta RAPBN 2017 Mampu Dorong Daya Saing

Angga Bratadharma • 16 Agustus 2016 19:34
medcom.id, Jakarta: Pemerintah harus realistis dalam menyusun sejumlah indikator ekonomi di Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017. Salah satu yang perlu diperhatikan adalah jangan lagi menargetkan pendapatan negara dari sisi penerimaan pajak di angka yang terbilang sangat tinggi.
 
Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menilai, dalam menyusun RAPBN 2017 maka pemerintah harus mampu menciptakan postur anggaran yang mendorong peningkatan produktivitas dan daya saing. Dalam hal ini, perlu ada ketegasan agar postur RAPBN 2017 lebih realistis.
 
"APBN kita harus realistis. Postur anggaran besarannya adalah bagaimana target pajak lebih realistis. Pemerintah jangan lagi menargetkan pajak yang tidak mungkin dicapai dan nanti berdampak kontraproduktif terhadap dunia usaha," kata Enny, seperti dikutip dari MetroTV, di Jakarta, Selasa (16/8/2016).

Menurutnya akan lebih baik jika pemerintah menjadi katalisator dan regulator yang baik dalam artian tidak membuat kebijakan yang kontraproduktif dengan dunia usaha dalam rangka mencapai sejumlah target di APBN. Hal itu penting karena target pajak yang tinggi telah memberi beban terhadap kinerja dunia usaha.
 
"Kalau pemerintah mampu memerankan katalisator dan regulator yang baik maka sudah menumbuhkan iklim usaha yang kondusif. Kalau itu terjadi, pemerintah tidak harus spending besar. Kalau dunia usaha sudah bergerak, lapangan kerja dan daya saing akan naik," tegas Enny.
 
Lebih lanjut, ia menyayangkan perindustrian tumbuh tidak maksimal sampai semester I-2016 ini. Hal ini diperparah dengan kinerja ekspor yang tumbuh tidak maksimal, meski neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus di Juli 2016. Hal semacam ini perlu menjadi perhatian khusus agar tidak membebani laju perekonomian.
 
"Semester I-2016, industri tumbuh di bawah pertumbuhan ekonomi secara nasional atau sekitar empat persen. Ini menunjukkan produktivitas tidak maksimal meski pemerintah sudah mengeluarkan 12 Paket Kebijakan Ekonomi. Apalagi, ekspor kita negatif yang artinya kita belum mampu meningkatkan penjualan," pungkas Enny.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan