Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung menjelaskan, deflasi pada April didorong penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh pemerintah. Penurunan itu juga memengaruhi penuruhan ongkos angkutan di April.
"Inflasi bulan ini kami perkirakan deflasi 0,3 persen. Karena ada penurunan harga BBM premium dan solar. Angkutan umum juga turun," kata Juda, di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (21/4/2016).
Sementara untuk volatile food, lanjut Juda, diperkirakan tidak akan mengalami gejolak tinggi di bulan ini. Bahkan, untuk harga komoditas pangan diperkirakan sudah lebih stabil karena kebijakan pemerintah pusat dan daerah.
"Harga pangan terutama beras, tidak akan membebani laju inflasi di April. Harga pangan sebenarnya tidak ada yang terlalu bergejolak di bulan ini. Saya kira sudah stabil," jelas dia.
Dirinya menambahkan, keputusan BI terkait suku bunga acuan atau BI rate juga mampu menahan laju inflasi sejauh ini. Bahkan, BI rate sebesar 6,75 persen dinilai mendorong pemulihan ekonomi domestik.
"Keputusan tersebut sejalan dengan upaya untuk mencapai sasaran inflasi 2016 sebesar empat plus minus satu persen dan tetap konsisten dengan upaya mendorong momentum pemulihan ekonomi domestik," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News