Ilustrasi Bank Indonesia. (FOTO: MI/Panca Syurkani)
Ilustrasi Bank Indonesia. (FOTO: MI/Panca Syurkani)

Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan IV-2015 Surplus USD5,1 Miliar

Suci Sedya Utami • 12 Februari 2016 15:20
medcom.id, Jakarta: Bank Indonesia (BI) merilis neraca pembayaran Indonesia (NPI) triwulan IV-2015 tercatat surplus sebesar USD5,1 miliar. Capaian tersebut tentu menggembirakan karena setelah sebelumnya NPI tercatat defisit USD4,6 miliar.
 
Surplus NPI ini ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial sebesar USD9,5 miliar yang melampaui defisit transaksi berjalan sebesar USD5,1 miliar (2,39 persen PDB). Surplus NPI triwulan IV-2015 mendorong kenaikan posisi cadangan devisa dari USD101,7 miliar pada akhir triwulan III-2015 menjadi USD105,9 miliar pada akhir triwulan IV-2015.
 
"Jumlah cadangan devisa tersebut cukup untuk membiayai kebutuhan pembayaran impor dan utang luar negeri pemerintah selama 7,4 bulan dan berada di atas standar kecukupan internasional," kata Direktur Departemen Komunikasi BI, Arbonas Hutabarat, dalam keterangan resminya, Jakarta, Jumat (12/2/2016).

Dalam capaian tersebut, defisit transaksi berjalan tercatat meningkat di tengah proses perbaikan perekonomian Indonesia. Defisit transaksi berjalan triwulan IV-2015 lebih besar dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar USD4,2 miliar (1,94 persen PDB). Kenaikan defisit transaksi berjalan bersumber dari penurunan surplus neraca perdagangan nonmigas karena impor nonmigas tumbuh 7,5 persen (qtq) seiring dengan meningkatnya permintaan domestik pada triwulan IV-2015.
 
Peningkatan impor terbesar terjadi pada kelompok barang modal, diikuti oleh kelompok barang konsumsi dan bahan baku. Sementara itu, ekspor nonmigas terkontraksi 4,2 persen (qtq) dipengaruhi oleh permintaan global yang masih lemah dan terus menurunnya harga komoditas. Di sisi lain, defisit neraca perdagangan migas menyusut seiring turunnya volume impor minyak dan harga minyak mentah dunia.
 
Meski mengalami peningkatan defisit dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, kinerja transaksi berjalan triwulan IV-2015 membaik dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014 yang mencatat defisit sebesar USD6,0 miliar (2,70 persen PDB).
 
Begitu pula dengan surplus transaksi modal dan finansial meningkat signifikan seiring menurunnya ketidakpastian di pasar keuangan global dan membaiknya keyakinan terhadap prospek perekonomian Indonesia. Surplus transaksi modal dan finansial triwulan IV-2015 lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar USD0,28 miliar. Kenaikan surplus transaksi modal dan finansial tersebut terutama didukung oleh kembali meningkatnya arus masuk investasi portofolio pada obligasi pemerintah, termasuk global bond.
 
Selain itu, kenaikan surplus transaksi modal finansial didukung pula oleh kenaikan investasi lainnya dan aliran masuk investasi langsung asing (FDI). Kenaikan investasi lainnya disebabkan antara lain oleh meningkatnya penarikan simpanan di luar negeri dan penarikan pinjaman luar negeri terkait meningkatnya realisasi proyek infrastruktur pemerintah.
 
Sementara itu, kenaikan aliran masuk investasi langsung asing (FDI) terutama pada sektor pertambangan, keuangan, dan manufaktur sejalan dengan perbaikan investasi domestik. Surplus transaksi modal dan finansial pada triwulan IV-2015 tersebut relatif sama besar dengan surplus yang tercatat pada periode yang sama tahun sebelumnya.
 
Secara keseluruhan, NPI 2015 mengalami tekanan di tengah dinamika perkembangan ekonomi global dan domestik. NPI 2015 mengalami defisit USD1,1 miliar setelah tahun sebelumnya mencatat surplus USD15,2 miliar. Tekanan terhadap kinerja NPI tersebut bersumber dari penurunan surplus transaksi modal dan finansial yang tidak dapat sepenuhnya membiayai defisit transaksi berjalan. Namun demikian, defisit transaksi berjalan sebesar USD17,8 miliar (2,06 persen PDB), lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai USD27,5 miliar (3,09 persen PDB).
 
Perbaikan tersebut disebabkan penurunan impor yang lebih besar dibandingkan dengan penurunan ekspornya, serta perbaikan kinerja neraca jasa dan neraca pendapatan. Penurunan impor diakibatkan melemahnya permintaan domestik sebagai dampak dari melambatnya pertumbuhan ekonomi pada 2015.
 
Sementara itu, penurunan ekspor didorong oleh melemahnya permintaan eksternal akibat melambatnya perekonomian dunia serta berlanjutnya penurunan harga komoditas global. Di sisi lain, surplus transaksi modal dan finansial 2015 turun menjadi USD17,1 miliar dari sebelumnya USD45,0 miliar pada 2014.
 
Hal tersebut terutama didorong oleh aliran masuk modal investasi langsung dan kebutuhan pendanaan korporasi melalui pinjaman luar negeri yang menurun seiring dengan melambatnya perekonomian domestik. Selain itu, penurunan transaksi modal finansial juga disebabkan oleh penurunan aliran masuk modal portofolio asing dan investasi lainnya.
 
Penurunan aliran masuk modal portofolio asing yang cukup signifikan disebabkan oleh tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global, meskipun ketidakpastian di pasar keuangan global sudah mereda pada triwulan IV-2015. Sementara itu, penurunan investasi lainnya diakibatkan oleh kenaikan simpanan sektor swasta di bank luar negeri akibat persepsi pelaku ekonomi terhadap perekonomian domestik yang sempat melemah.
 
"BI akan terus mewaspadai perkembangan global, khususnya risiko terkait perlambatan ekonomi Tiongkok dan terus menurunnya harga komoditas, yang dapat memengaruhi kinerja neraca pembayaran secara keseluruhan. Namun, BI meyakini kinerja NPI akan semakin baik didukung bauran kebijakan moneter dan makroprudensial, serta penguatan koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, khususnya dalam mendorong percepatan reformasi struktural," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan