"Kinerja yang baik dengan kemampuan kita menjaga dari sisi guncangan global yang ada tak terlepas dari APBN yang memberikan peran sangat positif," katanya dalam Konferensi Pers APBN KiTA dilansir Antara, Jumat, 21 Oktober 2022.
Secara rinci, belanja negara terdiri atas belanja Kementerian/Lembaga (K/L) yang mencapai Rp674,4 triliun atau terserap 71,3 persen dari target APBN.
Realisasi itu dimanfaatkan untuk penyaluran berbagai bantuan sosial, program PEN ke masyarakat, pengadaan peralatan atau mesin, jalan, jaringan irigasi termasuk belanja pegawai yakni THR an gaji ke-13 dan kegiatan operasional K/L.
Baca juga: Belum Ngegas, Belanja Wajib Daerah Baru Cair 7,9% dari Rp3,5 Triliun |
Kemudian belanja non K/L terealisasi sebesar Rp686,8 triliun atau baru terserap 50,7 persen dari target yang disalurkan untuk subsidi, kompensasi bahan bakar minyak (BBM) dan listrik serta pembayaran pensiun serta jaminan kesehatan Aparatur Sipil Negara (ASN).
Sementara itu transfer ke daerah (TKD) telah terealisasi Rp552,6 triliun atau 68,7 persen dari target dan mayoritas jenis TKD mengalami kenaikan kinerja penyaluran seiring kepatuhan pemerintah daerah yang lebih baik.
Baca juga: Booster Perekonomian, Negara Harus Belanja Rp747 Triliun |
Terakhir untuk pembiayaan investasi telah terealisasi sebesar Rp60 triliun yang disalurkan kepada klaster infrastruktur untuk mendukung belanja modal K/L khususnya penyelesaian proyek strategis nasional (PSN) serta pembiayaan sektor perumahan.
“Belanja negara sebagai tools dan shock absorber untuk menghadapi guncangan dari ekonomi global termasuk melindungi masyarakat dan perekonomian kita,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News