Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pemerintah akan mengurangi tekanan CAD dari defisit migas. Caranya adalah dengan memanfaatkan produksi minyak dalam negeri untuk mengurangi impor avtur dan solar.
"Kita mau pakai produk kita yang di dalam diolah di sini dan menurut Pertamina dan ESDM itu kita sudah tidak impor solar sama avtur bulan depan. Ya walaupun belum nol, tetapi arahnya akan nol," kata Darmin di Kantor Kemenko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Jumat, 10 Mei 2019.
Dirinya menambahkan meski dampaknya ekspor akan sedikit menurun, tetapi di sisi lain kebutuhan impor migas Indonesia juga akan turun. Hal ini diharapkan bisa memperbaiki tekanan CAD, agar tidak meningkat pada kuartal selanjutnya.
"Memang nanti di ekspornya sedikit menurun, kan tadinya diekspor lalu diolah di dalam. Tetapi akan menolong untuk transaksi berjalan di samping upaya menjalani ekspor. Jadi oke (ekspor) memburuk sedikit kuartal I, tetapi harapannya kuartal berikutnya meningkat," jelas dia.
Defisit neraca transaksi berjalan lebih rendah dibandingkan dengan defisit kuartal sebelumnya yang mencapai USD9,2 miliar atau 3,6 persen dari PDB. Meskipun defisit transaksi berjalan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan defisit pada kuartal I-2018 sebesar USD5,19 miliar atau 2,01 persen dari PDB.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan penurunan defisit neraca transaksi berjalan terutama didukung oleh peningkatan surplus neraca perdagangan barang sejalan dengan peningkatan surplus neraca perdagangan nonmigas dan perbaikan defisit neraca perdagangan migas.
"Hal ini dipengaruhi oleh penurunan impor yang lebih dalam dibandingkan penurunan ekspor, sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk melakukan pengendalian impor beberapa komoditas tertentu yang diterapkan sejak akhir 2018," kata dia dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat, 10 Mei 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News