Kepala BPS Suhariyanto mengatakan pengeluaran konsumsi rumah tangga tumbuh positif terutama pada kelompok kesehatan dan pendidikan. Konsumsi rumah tangga naik 2,75 persen dari kuartal I-2018 yang sebesar 56,74 persen menjadi 56,82 persen di kuartal yang sama tahun berikutnya.
"Konsumsi rumah tangga sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi kuartal ini dari sisi pengeluaran," katanya dalam jumpa pers di Gedung BPS, Jakarta, Senin, 6 Mei 2019.
Berdasarkan sumber pertumbuhan tertinggi, ekonomi Indonesia juga disokong oleh pengeluaran konsumsi pemerintah yang tumbuh positif sebesar 6,35 persen. Hal ini dilihat dari realisasi belanja barang dan jasa, serta belanja pegawai.
Begitupun, pembentukan modal tetap bruto tumbuh positif 32,17 persen didorong oleh pertumbuhan barang modal jenis CBR, produk kekayaan intelektual, serta mesin dan perlengkapan.
Sebaliknya, ekspor barang dan jasa tumbuh negatif 18,48 persen dibandingkan kuratal yang sama tahun sebelumnya sebesar 20,79 persen. Perlambatan tersebut seiring dengan menurunnya harga komoditas dan penurunan permintaan berapa negara mitra dagang.
"Impor tumbuh negatif terutama dipengaruhi oleh kontraksi pertumbuhan impor migas," ungkap dia.
Adapun hasil pertumbuhan ekonomi kuartal I-2019 tercatat sebesar 5,07 persen (year on year). Angka ini tumbuh tipis dibanding pertumbuhan ekonomi kuartal I-2018 yang sebesar 5,06 persen.
Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi kuartal I-2019 ditopang oleh lapangan usaha jasa perusahaan sebesar 10,36 persen diikuti jasa lainnya sebesar 9,99 persen. Sementara dari sisi pengeluaran dicapai oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 2,75 persen yang diikuti komponen PMTB sebesar 1,65 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News