Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, ada empat indikator yang menjadi alasan BI menurunkan suku bunga. Inflasi yang terjaga hingga kuartal II-2017 ini menjadi peluang pelonggaran kebijakan moneter oleh bank sentral.
"Inflasi yang lebih rendah membuka ruang kebijakan penurunan suku bunga. Dan ini konsisten dengan kerangka kebijakan moneter kita," kata Perry, di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa 22 Agustus 2017.
Faktor kedua yaitu defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD) yang tetap terkendali. Tahun ini posisi CAD diperkirakan berada di level 1,5 hingga dua persen terhadap produk domestik bruto.
"Tahun depan, BI memperkirakan defisit transaksi berjalan berada di kisaran dua sampai 2,5 persen terhadap PDB, atau lebih rendah dari batas yang ditetapkan sebesar tiga persen terhadap PDB," jelas dia.
Dirinya menambahkan, faktor ketiga adalah faktor eksternal yang mereda pada beberapa waktu terakhir. Hal ini tercermin dari kemungkinan the Fed yang hanya sekali menaikkan suku bunga serta rencana normalisasi neraca the Fed pada September.
"Keempat, kami melihat penurunan ini dapat mendorong penyaluran kredit dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Kami akan koordinasi dengan otoritas fiskal dan yang lain, untuk mendorong penyaluran kredit," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News