Ia menyebut, APBN diharuskan mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi. Misalnya saja pandemi covid-19 yang menerpa dunia sejak 2020 lalu, membuat APBN harus bekerja keras menangani masalah kesehatan, sosial, hingga ekonomi yang terdampak.
"Pelaksanaan APBN menjadi sangat penting dan bahkan menjadi pertaruhan bagaimana suatu negara menghadapi suatu shock atau guncangan yang bertubi-tubi datang tanpa permisi," kata dia dalam Pelaksanaan Anggaran Tahun 2022, Rabu, 13 April 2022.
Tak berhenti di situ, saat ini APBN kembali dihadapkan oleh masalah lain yang berasal dari perang Rusia dan Ukraina. Masalah geopolitik tersebut telah menciptakan gangguan supply chain yang kemudian mendorong kenaikan harga komoditas.
"Sekarang ketegangan geopolitik yang kemudian muncul dalam bentuk perang militer juga telah menyebabkan kerusakan dari sisi supply chain terhadap komoditas-komoditas yang sangat penting bagi seluruh umat, yaitu energi dan pangan," ungkapnya.
Sri Mulyani menambahkan, seluruh situasi ini menimbulkan tekanan luar biasa terhadap kerja dari APBN. Apalagi APBN juga dituntut untuk tetap fleksibel menghadapi perubahan namun saat yang sama juga tetap fokus mencapai tujuan bernegara.
"Ini suatu kombinasi yang tidak mudah. Fleksibel namun fokus terhadap apa yang paling penting bagi negara kita, sehingga tujuan bernegara kita dari waktu ke waktu tetap bisa kita upayakan untuk kita capai," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News