"Perkiraan fasilitas fiskal yang diperoleh dari importasi ini adalah sebesar Rp50,95 miliar, untuk pembebasan bea masuk sebesar Rp14,56 miliar dan pajak dalam rangka impor Rp36,39 miliar," kata dia dalam video conference di Jakarta, Senin, 7 Desember 2020.
Sri Mulyani menjelaskan jumlah vaksin yang diimpor menurut dokumen adalah sebanyak 1,2 juta vial satu dosis vaksin dan 568 vial satu dosis vaksin untuk sampel pengujian. Pemenuhan administrasi impo ini sudah dipenuhi oleh PT Bio Farma (Persero).
Menurut catatan Bea Cukai Bandara Soekarno Hatta, vaksin tiba Minggu malam, 6 Desember 2020. Impor berasal dari Sinovac Life Science Corporate Ltd Tiongkok dalam bentuk Sars Cov-2 Vaccine atau Verosel dengan nama penerima PT Bio Farma.
"Vaksin dikemas dalam 33 paket dengan berat bruto 9.229 kg. Sesuai dengan AWB PEK99463221. Nilai pabean dari impor vaksin diperkirakan sebesar USD20,57 juta," ungkap dia.
Ia menambahkan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai telah melakukan dukungan terhadap keseluruhan pelayanan impor vaksin sesuai Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 188/2020. Pihaknya juga menjamin dukungan anggaran untuk pengadaan vaksin.
"Kemenkeu akan terus mendukung dari sisi penganggaran dan perencanaan pelaksanaan program vaksinasi covid, terutama yang akan dibayar oleh pemerintah," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News