Sebagai Ketua Sekretariat Gabungan Sherpa Track dan Finance Track Presidensi G20 Indonesia di 2022, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengungkapkan, Leaders’ Declaration tersebut masih akan diputuskan dalam dua hari pembahasan di KTT G20 yang diselenggarakan di Bali pada 15-16 November 2022.
Ia optimistis terciptanya dokumen keluaran utama dari KTT G20 yang draf-nya telah dibahas dan disepakati dalam Pertemuan Sherpa beberapa hari lalu. Hal ini menunjukkan komitmen luar biasa dari Sherpa G20 dan semua negara yang hadir, sebab mereka ingin mendorong adanya deklarasi dari KTT G20 di Bali ini.
"Hal tersebut juga akan sesuai dengan KTT sebelumnya, karena seluruh dunia berharap adanya solusi untuk menyelesaikan tantangan global," jelas Susiwijono, dilansir dari keterangan tertulisnya, Rabu, 16 November 2022.
Baca: Penerapan Metaverse Kuatkan Produk Ekonomi Kreatif |
Susiwijono menambahkan di tengah bayangan ketidakpastian kondisi perekonomian global di tahun depan, perekonomian Indonesia akan tetap bertumbuh baik karena didukung beberapa sektor utama. Hal itu termasuk dari sektor transportasi dan hospitality yang akhir-akhir ini bertumbuh baik dengan adanya penyelenggaraan event G20 di beberapa kota besar Indonesia.
Dalam ketidakpastian perekonomian global yang sekarang menjadi tantangan di dunia, jelas Susiwijono, proyeksi perekonomian nasional di 2023 masih di atas lima persen dan ini jauh di atas global. Kalau dibandingkan dengan 19 negara anggota G20 lainnya, Indonesia berada di peringkat ke-2 atau di bawah India yang diperkirakan tumbuh mencapai 6,1 persen tahun depan.
"Untuk tingkat inflasi kita sudah turun ke 5,7 persen dari September 2022 sebesar 5,9 persen yang disebabkan kenaikan harga BBM. Sektor andalan kita, misalnya, manufaktur masih tumbuh tinggi, bahkan untuk sektor transportasi itu tumbuh 25,8 persen (yoy)," ucapnya.
"Jadi sektor tersebut, dan juga sektor makanan-minuman, akomodasi, pariwisata itu tumbuh double digit, misalnya akomodasi tumbuh 17,8 persen. Jadi kita yakin bisa tumbuh di atas lima persen," kata Susiwijono.
Menyoal tentang manfaat penyelenggaraan ajang G20 sepanjang 2022 untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia, menurut Susiwijono, jauh lebih besar daripada yang telah diperkirakan melalui suatu survei pada awal penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia di Desember 2021 lalu.
Presidensi G20 Indonesia telah menyelenggarakan sekitar 437 events ditambah satu KTT di 25 kota. Kesemuanya diperkirakan menghabiskan konsumsi rumah tangga hingga Rp1,7 triliun, dan berkontribusi kepada PDB mencapai Rp7,4 triliun, serta menyerap sekitar 33 ribu tenaga kerja.
"Hitungan UI dulu adalah dua kali lipat dari Annual Meeting World Bank dan IMF 2018 yang dihadiri 189 negara, hitungan kami sekarang exposure ke acara lebih besar daripada perhitungan awal tersebut," pungkas Susiwijono.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News