Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. FOTO: Kemenko Perekonmian
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. FOTO: Kemenko Perekonmian

Kebut Transisi Energi, Airlangga: Harus Adil, Terjangkau, dan Dapat Diakses Semua Orang!

Angga Bratadharma • 26 Oktober 2022 09:29
Jakarta: Pandemi covid-19, peningkatan biaya hidup, perubahan iklim, krisis energi dan pangan, serta ketegangan geopolitik yang terjadi saat ini telah menghadapkan dunia kepada krisis multidimensi yang dikenal dengan the perfect storm. Diharapkan krisis ini bisa ditekan sedemikian rupa dan ekonomi kembali pulih.
 
Terkait dengan krisis energi, Indonesia melalui Presidensi G20 telah mengajak seluruh negara anggota G20 untuk menghasilkan solusi global atas permasalahan tersebut dengan menjadikan transisi energi sebagai salah satu isu prioritas Presidensi G20 Indonesia.
 
Dalam acara Special Event Road to G20 by Himpuni dengan tema 'Guarding Energy Transition in Indonesia and Beyond: High Level Policy Discussion on Promoting Investment, Financing and Development of Renewable and Green Energy', Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan isu krisis energi harus ditangani tanpa mengorbankan proses transisi energi.

"Transisi energi harus adil, terjangkau, dan dapat diakses oleh semua orang. Indonesia memiliki komitmen untuk mencapai net zero emissions pada 2060 atau lebih cepat dan target tersebut tidak boleh tergelincir," ungkap Airlangga, dilansir dari keterangan tertulisnya, Rabu, 26 Oktober 2022.
Baca: Jokowi Instruksikan Pemerintah Pusat dan Daerah Gelontorkan Subsidi Transportasi

Untuk mendukung komitmen tersebut, Indonesia baru-baru ini mendeklarasikan target penurunan emisi. Dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) terbaru, Indonesia menaikkan target pengurangan emisi menjadi 31,89 persen di 2030 dengan target dukungan internasional sebesar 43,20 persen.
 
Sejalan dengan rencana transisi energi bersih, sektor industri perlu inovatif dalam akuisisi teknologi dan investasi. Dengan investasi dan teknologi yang tepat, Indonesia dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan menghindari kelaparan, anomali cuaca, serta tenggelamnya pulau di Indonesia maupun di Pasifik.
 
Pemerintah menyadari energi mendorong perekonomian. Oleh karena itu, transisi energi harus fokus pada pengurangan intensitas karbon dan memberi manfaat bagi setiap rumah tangga. Mendukung hal tersebut, pemerintah menyiapkan beberapa skema, termasuk di bidang carbon pricing dan carbon trading.
 
Selain itu, investasi hijau juga terbukti lebih menarik baik di pasar modal maupun branding publik. Dengan meminimalkan penggunaan plastik dan digantikan dengan bahan organik, perlahan akan mengubah pola pikir dan masyarakat akan mempertahankan kehidupan yang bersih, hijau, dan lebih berkelanjutan.
 
Bidang lain yang sedang gencar digalakkan pemerintah adalah penggunaan kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV). "Kita ingin memimpin dengan memberi contoh. Untuk itu, Indonesia terus mempromosikan ekosistem EV karena kebijakan ini diharapkan akan menjadi kunci revolusi masa depan,” pungkas Airlangga.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan