Jika konsumsi rumah tangga melamah, dampaknya akan terasa pada pertumbuhan ekonomi. Seperti diketahui, sebesar 58-59 persen pertumbuhan ekonomi nasional dibentuk oleh konsumsi masyarakat.
"Konsumsi melambat pasti dampak elastisitasnya ke ekonomi kita sangat tinggi, kalau lebaran kali ini sedikit melambat, pasti pertumbuhan ekonomi kita akan drop," ujar pria yang akrab disapa Fiz ini kepada Metrotvnews.com, seperti diberitakan Jumat (17/7/2015).
Menurut dia, penurunan daya beli terlihat dari adanya kebijakan kenaikan harga BBM subsidi, tarif dasar listrik (TDL), dan juga elpiji. Pemilihan atau managemen waktu untuk menaikkan seharusnya menjadi pertimbangan yang matang terhadap efeknya pada daya beli masyarakat.
Lebih lanjut, meski ada kebijakan pelonggaran loan to value (LTV) dan peningkatan pendapatan tak kena pajak (PTKP) menjadi Rp36 juta per bulan belum mampu mengangkat konsumsi rumah tangga dalam waktu dekat.
"Itu baru akan efektif nanti, kira-kira Agustus," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News