"Tidak drastis rasanya perlu keran impor, supaya inflasi kita terbantu," ucap Thomas, ketika ditemui di Kantor BKPM, Jakarta, Jumat, 14 Agustus 2015.
Impor pangan, diakuinya tidak mengambil porsi besar dari total impor keseluruhan. Tetapi, inflasi dari porsi pangan memang cukup besar. "Kalau buka keran impor neraca perdagangan oke. Dampak positif inflasi turun mungkin besar," sebutnya.
Meskipun demikian, Thomas menyaradi swasembada pangan adalah prioritas utama pemerintah. Sehingga, swasembada pangan menjadi kunci utama, di samping mencari solusi menekan inflasi sebaik mungkin.
"Butuh waktu dan proses. Kalau tutup keran impor drastis, pangan melonjak dan berdampak inflasi," tekannya.
Demi menekan inflasi, Kementerian Perdagangan (Kemendag) bakal berkoordinasi dengan kementerian terkait, dalam menangani masalah inflasi ini.
"Mohon kami diberi waktu, agar bisa bermitra dengan baik. Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan, jadi satu agar swasembada tidak drastis," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News