Kepala Ekonom dan Direktur Departemen Riset IMF Gita Gopinath mengatakan semua pasar negara berkembang dan kawasan ekonomi berkembang diperkirakan akan mengalami kontraksi cukup dalam. Penurunan proyeksi tersebut disebabkan oleh berlanjutnya penyebaran pandemi covid-19.
"Termasuk negara berkembang di Asia, negara-negara besar, seperti India dan Indonesia terus berusaha mengendalikan pandemi," katanya dalam laporan World Economic Outlook: A Long and Difficult Ascent, Rabu, 14 Oktober 2020.
Meski mengalami kontraksi pada tahun ini, IMF masih memprediksi ekonomi Indonesia akan pulih di 2021. Tahun depan, pertumbuhan ekonomi diproyeksi bisa mencapai 6,1 persen sama dengan proyeksi pada Juni lalu.
Dibandingkan negara lain di ASEAN, proyeksi ekonomi Indonesi berada di bawah Vietnam yang diperkirakan tumbuh 1,6 persen. Sementara Singapura dan Malaysia sama-sama diprediksi minus enam persen, Thailand minus 7,1 persen, dan Filipina minus 8,3 persen.
Namun demikian, resesi yang dalam masih diperkirakan terjadi pada 2020. Pertumbuhan ekonomi global tahun ini akan berada pada minus 4,4 persen. Proyeksi IMF ini mengalami perbaikan dibandingkan dengan prediksi pada Juni lalu sebesar minus 4,9 persen.
"Peningkatan ini disebabkan oleh hasil yang kurang mengerikan di kuartal II, serta tanda-tanda pemulihan yang lebih kuat di kuartal III. Sebagian diimbangi dengan penurunan peringkat di beberapa negara berkembang," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News