"Financing aman (untuk menjaga agar defisit bisa berada di bawah angka 2,5 persen)," kata Bambang, di Jakarta, Jumat (16/10/2015).
Bambang menjelaskan, pembiayaan yang dimiliki untuk menjaga defisit itu didapatkan dari berbagai macam pinjaman yang di antaranya berasal dari pinjaman multilateral dan juga penerbitan Surat Utang Negara (SUN) atau Obligasi Ritel Indonesia (ORI).
"Sudah dapat semua dan cukup. Tergantung berapa defisitnya nanti. Yang penting kita sudah siapkan. Defisit sekian menutupnya begini, defisit sekian menutupnya begini. Semua udah jelas sumbernya. Jadi fully funded. Pokoknya ready kalau ada tambahn defisit," jelas Bambang.
Sebelumnya, Direktur Strategis dan Portfolio Utang, Direktorat Jenderal Pembiayaan, Pengelolaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Schneider Siahaan menjelaskan pemerintah sudah menyiapkan skenario emergency untuk menjaga defisit anggaran di bawah 2,5 persen di tahun ini akibat adanya pelebaran shortfall.
Sejauh ini, Schneider terus berharap agar penerimaan pajak bisa dioptimalkan. "Kalau tidak naik (penerimaan pajak) kita siapkan skenario emergency," tegas Schneider.
Namun, lanjutnya, tentu skenario tersebut harus berdasarkan kesepakatan antara pemerintah bersama legislatif. "Itu policy harus bersama-sama DPR. Kalau itu, mau bagaimana nih. Apa perlu kita tambah lagi pembiayaannya atau belanja yang bisa dipotong, gitulah," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
                    Google News
                
             Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
 
   
	 
                 
                 
                 
                 
                