Menkeu Sri Mulyani Indrawati. Foto: dok Kemenkeu.
Menkeu Sri Mulyani Indrawati. Foto: dok Kemenkeu.

Sri Mulyani: Keuangan Negara Jadi Instrumen Utama Menyelamatkan Masyarakat di Setiap Krisis

Husen Miftahudin • 23 Juli 2023 20:00
Jakarta: Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebut perjuangan menuju cita-cita suatu negara pasti tidak akan dihadapkan pada jalan yang mudah, lurus, dan mulus.
 
"Hampir seluruh negara-negara di dunia di dalam striving atau perjuangan menuju suatu cita-cita pasti tidak akan dihadapkan pada jalan yang mudah lurus dan mulus. Itu adalah suatu keniscayaan," ujar Sri Mulyani dikutip dari siaran pers, Minggu, 23 Juli 2023.
 
Meski demikian, menurutnya setiap negara perlu untuk belajar dari setiap kejadian, fenomena historis, dan suasana geopolitik untuk memperbaiki diri dan menyiapkan diri terhadap berbagai tantangan yang pasti akan dihadapi.
 

Peran penting keuangan negara

 
Menkeu menyebut, Indonesia pernah mengalami tiga kali shock atau krisis dan selalu bisa pulih dan mengatasi berbagai macam krisis tersebut. Pertama, ketika terjadi krisis keuangan pada 1997-1998. Krisis kedua juga terjadi pada saat terjadi krisis ekonomi global pada 2009-2010 dan terbaru adalah pandemi covid-19.
 
Sri Mulyani mengungkapkan, Indonesia belajar banyak dari krisis 1997-1998 yang melahirkan era reformasi bahkan menyebabkan perubahan total di dalam pengelolaan keuangan negara. Ia pun mengungkapkan peran hadirnya negara dalam setiap situasi krisis.
 
Ia juga menegaskan di dalam setiap krisis pemerintah selalu menempatkan keuangan negara sebagai instrumen utama dan pertama untuk menyelamatkan masyarakat serta perekonomian.
 
"Jadi waktu 1997-1998 yang hadirnya dengan melakukan bailing out terhadap sektor keuangan yang kolaps. 2008-2009 negara hadir menstabilkan suasana global yang waktu itu guncangannya luar biasa. Kemudian krisis pandemi baru saja kita lewati," jelasnya.
 
Dalam situasi global financial crisis pada 2009-2010, pemerintah belajar dengan menyempurnakan regulasi di sektor perbankan, capital market, serta lembaga keuangan bukan bank seperti asuransi dan dana pensiun.
 
Ia menambahkan, dalam menghadapi krisis pandemi covid, Indonesia menggunakan instrumen fiskal disusul dengan instrumen moneter kemudian melakukan berbagai langkah-langkah yang non konvensional termasuk melebarkan defisit.
 
Baca juga: Airlangga Berbagi Pengalaman Atasi Krisis Pangan, Energi, dan Keuangan di Depan Sekjen PBB

 

Bangkit meski dihantam tiga krisis

 
Ia pun berujar, Indonesia termasuk sedikit negara yang mengalami tiga kali krisis dan belajar. Bahkan bisa pulih dan menangani krisis dengan baik.
 
"Belajar dari shock-shock yang terjadi di dalam perjalanan Indonesia yang long and winding road, kita boleh punya optimisme yang bagus, yang tinggi. Karena Indonesia itu termasuk sedikit negara yang mau dan bisa belajar dari berbagai shock," tegas Sri Mulyani.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan