"Insentif fiskal tetap kita berikan dan untuk bea dan cukai diberikan Rp674 miliar terutama tetap didominasi oleh bidang kesehatan," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan dalam Konferensi Pers APBN KiTA, Selasa, 22 Februari 2022.
Sri Mulyani merinci realisasi tersebut meliputi impor alat kesehatan Rp84 miliar dengan nilai impor Rp370 miliar yang meliputi tiga alat kesehatan beredar yaitu PCR, test kit, obat antivirus, dan oksigen.
Kemudian realisasi impor vaksin yakni sebesar Rp590 miliar dengan nilai impor Rp2,96 triliun untuk mengimpor 41,98 juta dosis jadi. Terakhir adalah insentif fiskal di bidang dunia usaha yaitu sebesar Rp49 miliar yang diberikan bagi tambahan kawasan berikat (KB) dan fasilitas kemudahan impor tujuan ekspor (KITE).
Adapun seluruh aktivitas impor baik alat kesehatan dan vaksin dilakukan dalam rangka mengantisipasi lonjakan covid-19 varian Omicron. "Ini kita mengantisipasi lonjakan Omicron, kita menjaga keselamatan masyarakat melalui impor sebesar Rp590 miliar dalam bentuk impor vaksin," terang dia.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan puncak kasus covid-19 varian Omicron akan terjadi dua sampai tiga minggu ke depan atau sekitar pertengahan Maret 2021.
"Pemerintah terus memantau dan menyiapkan langkah karena ini puncaknya dalam dua sampai tiga minggu ke depan yang perlu diantisipasi," kata Airlangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News