Ilustrasi. (Foto: MI/Pius Erlangga)
Ilustrasi. (Foto: MI/Pius Erlangga)

BI Revisi Proyeksi Defisit Transaksi Berjalan Melebar

Husen Miftahudin • 17 Mei 2019 07:00
Jakarta: Bank Indonesia (BI) merevisi proyeksi defisit transaksi berjalan 2019 ke rentang 2,5 persen hingga tiga persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Penaikan tersebut merupakan imbas melemahnya ekspor Indonesia akibat pengaruh berlanjutnya ketidakpastian ekonomi global.
 
Sasaran defisit transaksi berjalan oleh bank sentral sebelumnya berada pada titik pasti di 2,5 persen terhadap PDB. Gubernur BI Perry Warjiyo mengakui ada dua penyebab utama potensi ekspor Indonesia tidak sekencang perkiraan.
 
Pertama, jelas dia, karena meningkatnyaa tensi perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok. Selanjutnya ialah pertumbuhan ekonomi global yang semakin melambat.

"Perlambatan ekonomi global, perang dagang berdampak ke seluruh dunia baik dari sisi perdagangan maupun sisi finansial," ujar Perry dalam jumpa pers di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis, 16 Mei 2019.
 
Perry bahkan menyebut ekspor semakin sulit dijadikan sumber pertumbuhan ekonomi, jika melihat dinamika perkembangan ekonomi global terutama dari AS dan Tiongkok yang kerap berbalas kebijakan memahalkan tarif impor.
 
AS dan Tiongkok merupakan mitra dagang Indonesia. Tiongkok merupakan sasaran ekspor komoditas RI, sedangkan AS penerima ekspor manufaktur Indonesia.
 
Menurut Perry, revisi dilakukan BI untuk menuju angka defisit transaksi berjalan yang realistis terhadap kondisi saat ini. Namun bank sentral tidak akan mengendurkan upaya untuk meningkatkan ekspor.
 
"Kami lihat sejumlah barang itu masih kompetitif untuk mendorong ekspor. Misalnya ekspor otomotif, CPO, kebijakan B20. Kita mendapat banyak peluang untuk ekspor," papar dia.
 
Perubahan proyeksi defisit transaksi berjalan ini juga tidak lepas dari membengkaknya defisit perdagangan pada April 2019 hingga USD2,5 miliar. Menilik data Badan Pusat Statistik (BPS), penyebab defisit perdagangan di April 2019 akibat tajamnya penurunan ekspor.
 
Secara bulan ke bulan, ekspor RI pada April 2019 turun sebanyak 10,81 persen dengan nilai ekspor mencapai USD12,60 miliar. Sementara secara tahun ke tahun, ekspor melorot 13,10 persen.
 
"Oleh karena itu sinergi kebijakan Bank Indonesia, pemerintah, dan otoritas terkait akan terus diperkuat guna meningkatkan ketahanan eksternal," pungkas Perry.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SCI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan