Menurutnya adanya kemungkinan pandemi di depan yang perlu diantisipasi guna menentukan langkah dari sektor keuangan yang harus dilakukan. "Generasi ke depan kalau menghadapi mereka tidak perlu mulai dari nol lagi. Pernah terjadi been there happening and kita sudah bisa menyampaikan,” katanya, dalam keterangannya, Rabu, 26 Juli 2023.
Selain itu, Menkeu menyampaikan adanya isu lain di sektor keuangan yakni syok dari isu perubahan iklim, di mana sektor keuangan akan menjadi penjuru penting. Sehingga, Menkeu berharap profesi keuangan bisa memahami risiko dari isu tersebut.
"Pahami risiko dari perubahan iklim. Dampaknya sangat besar. Aset value bisa drop, aset value bisa naik, karena perubahan iklim. Risiko bisa nol dan satu," kata Menkeu.
Baca: Satgas BLBI Sita The East Tower Milik Obligor Bank Asia Pacific Senilai Rp786 Miliar |
Lebih lanjut, Ani sapaan akrabnya menekankan bahwa profesi keuangan mempunyai peranan penting dan identik dengan kemajuan ekonomi suatu bangsa. Sehingga, menurutnya, perlu bagi para profesi di bidang keuangan untuk belajar memahami krisis keuangan yang telah dihadapi sebagai bekal ke depan.
"Banyak generasi muda milenial yang mungkin tidak, atau kurang familiar dengan apa itu krisis keuangan, baik di Indonesia maupun di dunia. Padahal namanya dua kata, krisis keuangan berarti ada something wrong dengan keuangan yang menimbulkan krisis," ungkapnya.
Dirinya menjelaskan terdapat tiga krisis keuangan yang pernah dialami Indonesia. Terjadinya krisis keuangan 1997-1998 menjadi tonggak sejarah perekonomian. Kemudian krisis keuangan dunia di 2008-2009 yang membentuk banyak regulasi dan praktik di bidang profesi keuangan, serta krisis pandemi yang berlangsung dari 2020-2022.
"Krisis, krisis, krisis. Yang satu langsung krisis perbankan keuangan di Indonesia dan Asia tenggara. Yang kedua krisis keuangan global. Yang ketiga krisis kesehatan pandemi tapi dimensinya keuangan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News