Ilustrasi. FOTO: MI/Andri Widiyanto
Ilustrasi. FOTO: MI/Andri Widiyanto

BPS: Konsumsi Rumah Tangga Jadi Sumber Pertumbuhan Ekonomi tertinggi

Antara • 05 Agustus 2022 16:05
Jakarta: Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menyebutkan konsumsi rumah tangga menjadi sumber pertumbuhan ekonomi atau Produk Domestik Bruto (PDB) tertinggi Indonesia triwulan II-2022 menurut pengeluaran, yakni sebesar 2,92 persen.
 
"Sebagai penyumbang utama pertumbuhan ekonomi triwulan kedua yang tumbuh 5,44 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, konsumsi rumah tangga tumbuh sangat impresif yaitu 5,51 persen (yoy)," ucap Margo, dalam Pengumuman Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2022, dilansir dari Antara, Jumat, 5 Agustus 2022.
 
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga tersebut juga terlihat jika dibandingkan dengan triwulan I 2022 yang sebesar 4,34 persen (yoy) disebabkan daya beli kelompok masyarakat bawah yang terbantu oleh bantuan sosial.

Selain itu, ia menyampaikan, terdapat peningkatan aktivitas belanja kelompok masyarakat menengah atas, khususnya pada momen Ramadan dan Hari Raya Idulfitri. Setelah konsumsi rumah tangga, sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi Indonesia menurut pengeluaran adalah net ekspor atau nilai ekspor dikurang nilai impor, yaitu dengan porsi 2,14 persen.
Baca: Tangkal Gejolak Ekonomi Global, Menperin Kumpulkan Asosiasi Industri

Ekspor barang dan jasa menjadi komponen dengan pertumbuhan tertinggi dalam distribusi dan pertumbuhan PDB menurut pengeluaran, lantaran berhasil melesat sebesar 19,74 persen (yoy). Sementara impor tercatat tumbuh 12,34 persen (yoy).
 
Selanjutnya, Margo menuturkan, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang menjadi indikator investasi sebagai sumber pertumbuhan tertinggi ketiga PDB Indonesia kuartal kedua tahun ini, dengan porsi 0,94 persen.

 
"PMTB tumbuh moderat sebesar 3,07 persen (yoy) pada triwulan II-2022 yang didorong oleh pertumbuhan barang modal (mesin, kendaraan, bangunan dan konstruksi lainnya) serta peningkatan realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)," ungkapnya.
 
Sementara itu, sambung dia, komponen pengeluaran lainnya menyumbang PDB sebesar minus 0,56 persen, yaitu konsumsi pemerintah yang terkontraksi 5,24 persen (yoy) dan konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga (LNPRT) yang meningkat 5,04 persen.
 
Adapun kontraksi konsumsi pemerintah pada triwulan II-2022 disebabkan oleh penurunan realisasi belanja pegawai serta belanja barang dan jasa APBN.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan