Chief Economist Bank Mandiri Anton Gunawan mengatakan, kemenangan Trump membuat ketidakpastian di AS akan semakin tinggi. Apalagi, kata dia, ada kencenderungan jika pemimpin terpilih AS belum bisa diketahui tentang kebijakan yang akan diambilnya.
Baca: Jokowi: Siapa pun Terpilih, Hubungan Indonesia-AS Baik
"Saya sebutnya uncertainty-nya jadi lebih tinggi lagi. Karena munculnya kepemimpinan yang kita masih enggak tahu arahnya ke mana, yang kita tahu sinyalnya itu cenderung lebih kayak proteksionis, lebih enggak terlalu bisa memberikan jaminan ketenangan, kedamaian dan mungkin konflik," ujarnya ditemui di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (9/11/2016).
Sementara untuk kebijakan ekonomi, Trump juga dinilai belum memiliki arah kebijakan yang jelas. Untuk itu untuk beberapa saat ke depan diprediksi akan ada peralihan investor kepada aset-aset yang lebih aman (safe asset).
"Jadi di satu pihak orang akan lari ke safe asset sementara, sambil melihat misal, kalau akhirnya Trump yang menang kemudian akan dilihat policy-nya seperti apa karena belum jelas, terus terang dari beberapa kali debat segala macam itu belum kelihataan susbtansinya apa," jelas dia.
Dirinya menambahkan, dengan masih meraba-rabanya kebijakan AS akan membuat ketidakpastian akan lebih sulit ditebak. Selain itu, volatilitas dalam pasar keuangan diprediksi masih akan terjadi sehingga Indonesia harus berhati-hati.
"Kalau risk sudah terukur dan bisa dimitigasi untuk risiko tapi kalau uncertainty lebih susah. Itu yang sebabkan kemungkinan volatilitas di pasar keuangan akan semakin lebih besar. Itu yang musti berjaga-jaga, baik naik atau turun," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News