Hal tersebut mengingat penerimaan negara ditargetkan sebesar Rp1.750,3 triliun, lebih kecil dibanding pagu belanja negara yang dianggarkan sebesar Rp2.080,5 triliun sehingga ada selisih Rp330,2 triliun.
"Defisit anggaran APBN 2017 menjadi Rp330,2 triliun atau setara dengan 2,41 persen dari produk domestik bruto (PDB)," kata Ani di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (26/10/2016).
Defisit tersebut, rencananya ditutup melalui pembiayaan utang sebesar Rp384,7 triliun. Namun dikurangi dengan pembiayaan investasi berupa penanaman modal negara (PMN) ke sejumlah badan usaha milik negara (BUMN) sehingga dihitung negatif Rp47,5 triliun, pemberian pinjaman negatif Rp6,4 triliun, kewajiban penjaminan negatif Rp924,1 miliar serta pembiayaan lainnya negatif Rp300 miliar.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menambahkan, dari sisi pembiayaan anggaran, direncanakan untuk mengalokasikan investasi untuk memenuhi kebutuhan pendanaan pengadaan lahan dalam membangun berbagai proyek-proyek strategis nasional melalui badan layanan umum (BLU) lembaga managemen aset negara (LMAN).
"Alokasi anggaran bagi LMAN akan digunakan untuk mendukung pembangunan proyek jalan tol, proyek infrastruktur kereta api, proyek bandar udara, proyek infrastruktur pelabuhan dan proyek bendungan," sebut dia.
Pembiayaan ini, lanjut Ani diharapkan dapat meningkatkan konetktiitas dan aksesibilitas melalui penyediaan pendanaan pengadaan tanah, menurunkan biaya logistik, mendorong efisiensi waktu tempuh, dan memberikan multiplier effect bagi pembangunan di daerah sekitarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id