Namun, Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan menilai jika dana itu tak akan berpengaruh pada periode akhir program pengampunan pajak. Hal ini karena sebagian dana yang ada sudah banyak masuk di periode I dan II tax amnesty.
"Memang benar ke depannya tax amnesty enggak terlalu banyak lagi meningkatkan likuiditas, apalagi repatriasi. Sebenarnya berapa repatriasi itu yang benar masuk dan men-switch ke deklarasi dalam negeri," kata Anton di Plaza Mandiri, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin 6 Maret 2017.
Meski dana dari tax amnesty mulai berkurang tetapi Anton meyakini jika likuiditas tidak akan terganggu. Apalagi jika industri perbankan mampu menciptakan produk-produk investasi non perbankan guna menarik dana repatriasi yang saat ini lebih banyak disimpan dalam bentuk cash equivalent seperti bonds dan deposito.
"Sampai titik tertentu kalau ada instrumen yang lain cukup menarik. Misalnya bond infrastruktur, kalau menarik bisa saja menyedot. Kalau itu (bond infrastructure) dilakukan pemerintah ya masuknya ke pemerintah, tapi kalau proyek swasta ya lari lagi ke bank," jelas dia.
Dirinya menambahkan, realisasi belanja pemerintah akan menyediakan likuiditas yang lebih banyak menggantikan dana repatriasi tax amnesty. Maka pengetatan terhadap likuiditas tak perlu dikhawatirkan menganggu untuk tahun ini.
"Memang (tax amnesty) sedikit membantu. Kemudian dilanjutkan lagi repatriasi besar di awal tahun. Secara umum kita masih lihat tekanan likuiditas enggak besar banget. Bahkan di semester kedua agak lebih longgar. Apalagi spending pemerintah. Tapi tax amnesty tidak besar lagi peranannya," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News