Plt Kepala BPS Amalia A Widyasanti menyebutkan, secara bulanan (month to month) inflasi pada April 2024 tercatat sebesar 0,25 persen. Sementara secara tahunan (year on year) tercatat inflasi sebesar tiga persen. Lalu secara tahun kalender (year to date) 1,19 persen.
Pada April 2024, terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,13 pada Maret 2024 menjadi 106,40 pada April 2024.
"Tingkat inflasi bulanan April 2024 lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulanan yang sama di tahun lalu," kata Amalia dalam konferensi pers yang dipantau secara daring, Selasa, 2 Mei 2024.
Baca juga: Pemda Jangan Terlena Meskipun Inflasi Terkendali |
Penyumbang inflasi bulanan terbesar
Amalia menjelaskan, kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah transportasi dengan inflasi sebesar 0,93 persen dan andil inflasi 0,12 persen."Penyumpang utama inflasi dari kelompok transprotasi adalah tarif angkutan udara dengan andil inflasi sebesar 0,06 persen tarif angkutan antar kota dengan andil inflasi 0,03 persen, serta tarif kereta api dengan andil inflasi 0,01 persen," sebut Amalia.
Selain itu, peningkatan harga komoditas juga tidak terlepas sebagai penymbang inflasi.
Amalia melanjutkan, komoditas yang ikut memberikan andil inflasi adalah bawang merah dengan andil inflasi 0,14 persen, emas perhiasan dengan andil inflasi 0,08 persen, tomat dengan andil inflasi 0,04 persen, serta bawang putih dengan andil inflasi 0,02 persen.
Disamping itu, komoditas yang memberikan andil deflasi antara lain cabai merah dengan andil deflasi 0,14 persen, beras dengan 0,12 persen, serta telur ayam ras dengan andil deflasi 0,06 persen.
Sebaran inflasi bulanan menurut wilayah
Amalia pun menambahkan, dari 38 provinsi di Indonesia sebanyak 34 mengalami inflasi secara bulanan sedangkan empat lainnya mengalami deflasi."Inflasi tertinggi sebesar 1,20 persen terjadi di Papua dan Papua Tengah. Sementara deflasi terdalam terjadi di Sumatra Barat sebesar 0,3 persen," ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News