"Penerapan ekonomi sirkular secara masif dapat membuka peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi pada masa depan," kata Amalia dalam acara 'Launching Policy Brief Greenpeace Indonesia dan Celios' di Jakarta, Rabu, 20 Desember 2023.
Lebih lanjut Amalia juga mengungkapkan ekonomi sirkular merupakan bagian dari ekonomi hijau, yang memiliki potensi besar untuk membuka peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi pada masa depan. Hasil kajian Greenpeace menunjukkan ekonomi hijau dapat menciptakan 2,4 juta lapangan kerja baru di Indonesia pada 2030.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN) 2025-2045, pemerintah telah menetapkan target ambisius untuk mencapai sekitar 60 persen bauran energi terbarukan pada 2045. Target itu akan didukung oleh transisi energi, transportasi hijau, dan penerapan ekonomi sirkular.
Baca juga: Pengembangan Kualitas SDM Dorong Ekonomi Sirkular |
5 sektor prioritas penerapan ekonomi sirkular
Selain itu Amalia juga menambahkan pemerintah telah menetapkan lima sektor prioritas untuk penerapan ekonomi sirkular, dimana dua di antaranya ialah industri tekstil serta industri makanan dan minuman.
Untuk mendukung implementasi tersebut, pemerintah akan mendorong kebijakan termasuk peningkatan efisiensi energi, transisi energi berkeadilan, pengembangan smart grid, pengembangan teknologi penyimpanan energi, transportasi ramah lingkungan, pengelolaan hutan, serta lahan pertanian secara berkelanjutan.
Amalia juga menekankan pentingnya kolaborasi untuk mendukung ekonomi hijau. "Pemerintah akan bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk sektor swasta, masyarakat, dan organisasi non-pemerintah, untuk mewujudkan ekonomi hijau," ujar dia.
Dengan demikian, lanjut Amalia, penerapan ekonomi sirkular diyakini dapat memberikan manfaat yang besar bagi Indonesia, baik secara ekonomi maupun lingkungan.
Sehingga, ekonomi sirkular bisa mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, menciptakan lapangan kerja baru, dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News