"Beberapa menteri adalah menteri baru. Saya selalu berpikir semua menteri seperti saya, tahu bagaimana birokrasi, tahu bagaimana kebijakan, tahu APBN. Tapi sebagian menteri ini benar-benar baru, mereka tidak pernah bekerja dalam pemerintah sebelumnya," kata dia dalam webinar di Jakarta, Rabu, 19 Agustus 2020.
Ketika terjadi pandemi covid-19, semua menteri dituntut untuk melakukan perubahan melalui realokasi dan refocusing anggarannya. Di sisi lain, penerapan work from home (WFH) tentunya menyulitkan karena komunikasi hanya bisa dilakukan secara virtual.
"Oleh karena itu, bagi mereka ketika terjadi covid, anggaran harus dialihkan, belanjanya sebagian harus dipangkas dan yang lain harus menjadi priortas. Lalu ada anggaran baru untuk prioritas baru, sehingga ini menjadi tantangan yang harus di-manage," ungkapnya.
Meski begitu, Sri Mulyani mengakui tantangan akibat pandemi covid-19 yang dihadapi pemerintah saat ini juga terjadi di negara lain. Bahkan diskusi Sri Mulyani dengan menteri keuangan sejumlah negara, saling bertukar pikiran kebijakan apa lagi yang akan diambil.
"Ini menjadi tantangan bersama yang tentunya menantang bagi semua pemerintahan di dunia. Saya tidak bicara ini hanya di Indonesia, karena hampir semua negara di dunia bicara mengenai apa lagi kebijakan yang harus diambil," jelas dia.
Realisasi belanja negara hingga semester I-2020 tercatat mencapai Rp1.068,9 triliun atau naik tipis 3,3 persen dari periode sama tahun lalu. Belanja negara tercatat baru 39 persen dari alokasi dalam Perpres 72 Tahun 2020 sebesar Rp2.739,2 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id