Ilustrasi Jakarta berlakukan kembali PSBB - - Foto: Medcom/ Christian
Ilustrasi Jakarta berlakukan kembali PSBB - - Foto: Medcom/ Christian

PSBB Total Bikin Ekonomi RI Terancam Depresi

Husen Miftahudin • 10 September 2020 20:36
Jakarta: Sejumlah pengamat ekonomi kaget Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali memperketat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mencegah meluasnya penyebaran pandemi covid-19. Kebijakan yang persis sama saat awal kemunculan pandemi di Indonesia ini bisa bikin perekonomian nasional kian terkikis.
 
Padahal sebelum pengumuman PSBB total, pelaku pasar keuangan optimistis ekonomi RI bisa mengalami perbaikan di kuartal ketiga setelah terkontraksi cukup dalam hingga minus 5,32 persen (yoy) pada kuartal II-2020. Kini keyakinan tersebut sirna, dan berharap perekonomian Indonesia tak anjlok seperti Amerika Serikat (AS), Singapura, hingga Meksiko dan Prancis yang minus hingga belasan persen.
 
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan perekonomian Indonesia kini bukan lagi di ujung jurang resesi. Lebih para dari itu, sebutnya, ekonomi RI terancam masuk ke lubang depresi akibat penerapan PSBB total di Jakarta sebagai parameter perekonomian nasional.

"Ekonomi kita bisa saja terjadi depresi, (penerapan PSBB total) ini cukup luar biasa. PSBB total ini akan berpengaruh terhadap pergerakan pertumbuhan ekonomi, bisa saja pertumbuhan ekonomi langsung macet, mati," ujar Ibrahim kepada Medcom.id di Jakarta, Kamis, 10 September 2020.
 
Ibrahim sebelumnya juga yakin perekonomian Indonesia mengalami perbaikan di kuartal ketiga lantaran diberlakukan pelonggaran aktivitas sosial. Bahkan waktu itu ia memprediksi ekonomi RI kuartal III-2020 tumbuh di kisaran minus satu sampai minus dua persen (yoy).
 
Meski sudah masuk jurang resesi karena pertumbuhannya minus, namun kontraksi ekonomi RI kuartal ketiga tersebut lebih baik dibandingkan kontraksi kuartal II-2020. Kemudian pada kuartal keempat perekonomian Indonesia bisa tumbuh positif.
 
"Tetapi dengan kondisi PSBB secara total ini apa yang sudah diasumsikan oleh pasar dan pemerintah kemungkinan besar akan berubah. Bisa saja kuartal ketiga pertumbuhannya minus empat sampai minus lima persen. Ini akan sangat berbahaya sekali buat pasar," tukasnya.
 
Sementara itu, ekonom Bank Permata Josua Pardede mengungkapkan kondisi perekonomian Indonesia dapat terpengaruh oleh PSBB DKI mengingat kontribusi ekonomi DKI Jakarta sekitar 18 persen terhadap perekonomian nasional. Namun ia menyebut proyeksi pertumbuhan di kuartal III-2020 tidak banyak berubah, yakni masih di kisaran minus tiga persen (yoy) karena dampak pelonggaran PSBB sejak Juni masih mendominasi.
 
Hal ini terindikasi dari beberapa data frekuensi seperti Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), Indeks Penjualan Riil (IPR), dan Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur yang menunjukkan tren peningkatan sejak akhir kuartal II-2020 hingga pertengahan kuartal III-2020.
 
"Meskipun demikian, proyeksi pertumbuhan pada kuartal IV-2020 berpotensi lebih rendah dari perkiraan sebelumnya dimana sebelumnya apabila tidak terjadi PSBB kembali, maka pertumbuhan ekonomi kuartal keempat berpotensi tumbuh positif," ungkap dia.
 
Namun dengan adanya kondisi PSBB yang akan dimulai kembali pada 14 September mendatang, diperkirakan akan menahan laju pemulihan perekonomian nasional pada kuartal IV-2020. "Pemulihan ekonomi pada kuartal keempat akan tertahan, sehingga pertumbuhan kuartal IV-2020 diperkirakan masih terkontraksi," pungkas Josua.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan