Ilustrasi. Dokumen Kemenkeu
Ilustrasi. Dokumen Kemenkeu

Rupiah Kian Jeblok, Pemerintah Yakin Defisit Anggaran Tak Melebar

Suci Sedya Utami • 11 Maret 2015 13:26
medcom.id, Jakarta: Pemerintah terus memantau pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terdepresiasi hingga menembus level Rp13.160 per USD pagi tadi. Meski demikian, sejauh ini melemahnya rupiah dipastikan tidak akan membuat asumsi yang telah disepakati dalam APBN Perubahan 2015 sebesar Rp12.500 per USD, jadi berubah.
 
Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro mengatakan asumsi yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang APBN Perubahan 2015 tidak bisa diubah. "Enggak bisa diubah, dan asumsi itu diperlukan untuk membuat postur. Postur itu sudah terbentuk," kata Bambang ditemui di kantor Wakil Presiden, Jalan Veteran III, Rabu (11/3/2015).
 
Namun, yang paling penting Bambang memastikan fluktuasi rupiah saat ini tidak berdampak dan melebarkan defisit anggaran yang telah ditetapkan sebesar 1,9 persen dalam APBN Perubahan 2015. Hal ini dikarenakan, pemerintah sudah tidak harus membiayai subsidi untuk bahan bakar minyak (BBM) jenis premium yang selama ini diimpor. Sehingga jika dolar menguat terhadap rupiah, pemerintah sudah tidak dipusingkan membayar impor BBM.

"Dulu, jika rupiahnya melemah, subsidinya naik, defisitnya bisa melebihi tiga persen misalnya. Nah sekarang enggak begitu lagi ceritanya. Jadi enggak ada dampak pada pelebaran defisit," tukasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WID)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan