Sebagaimana diketahui, penghitungan suara dari referendum British Exit atau Brexit akhirnya rampung. Hasil akhir dari penghitungan suara dari kelompok "Leave" yang ingin Inggris keluar dari Uni Eropa mencapai 52 persen. Sementara kelompok "Remain", yang menginginkan Inggris bertahan hanya memperoleh 48 persen.
"Secara umum kondisi ekonomi Indonesia baik. Kita meyakini bahwa ini (Brexit) sifatnya temporer," ujar Gubernur BI Agus Martowardojo, di Kompleks Perkantoran BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (24/6/2016).
Indikasi membaiknya ekonomi Indonesia ditandai dengan inflasi yang terkendali serta defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD) yang terjaga. Dengan begitu, Indonesia lebih siap menghadapi dampak buruk yang ditimbulkan dari Brexit.
"BI memperkirakan inflasi di Juni ini dikisaran 0,56 persen. Kedua adalah kita punya transaksi berjalan menunjukan kondisi yang terjaga bahkan lebih baik kita perkirakan 2016 ini, walaupun sedikit lebih tinggi tetapi berada dikisaran 2,2 persen. Jadi secara umum kondisi kita baik," lanjut dia.
Dirinya menambahkan, hubungan perdagangan Indonesia dengan Inggris yang tidak terlalu besar dari sisi ekspor-impor juga diprediksi menjadi alasan pengaruh Brexit ke Indonesia akan lemah. Meskipun dampak dari sisi keuangan harus tetap diperhatikan.
"Kita tahu bahwa hubungan perdagangan Indonesia-Inggris tidak terlalu besar dari sisi ekspor impor, tapi dampak keuangannya pasti ada yaitu dampak dalam bentuk aliran dana keluar (flight to quality)," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News