"Kalau harga cabai mahal kita enggak pernah mengeluh," ujar Risma saat mengisi diskusi bertajuk Mencari Model Pengelolaan Dana & Pengorganisasian Riset untuk Indonesia di Soehanna Hall, The Energy Buiding, Jakarta Selatan, Rabu, 31 Juli 2019.
Risma menuturkan di Surabaya pernah terjadi inflasi tinggi karena harga sayur-sayuran mahal. "Mahal karena semua sayur datangnya dari luar. Kemudian saya gerakan menanam sayur kepada warga, sehingga untuk orang miskin bisa lebih sejahtera, pengeluaran untuk beli sayur berkurang," imbuhnya.
Dengan program urban farming, lanjut Risma, pemerintah kota Surabaya menyediakan benih dan peralatan berkebun.
"Tidak hanya bibit sayuran, tetapi juga lele dengan kolam yang bisa disesuaikan dengan luas tanah. Sekarang pasokannya surplus dan bisa dijual, harga sayur juga bisa ditekan," kata dia.
Bank Indonesia (BI) memprediksi inflasi pada Juli 2019 bakal didorong oleh komoditas sayuran segar. Nilai inflasi diprediksi berada pada angka 0,23 persen month to month.
Menurut Perry inflasi pada Juli 2019 cukup besar disumbang satu komoditas sayuran segar yakni cabai rawit. Bahkan, kenaikan harga cabai rawit nilainya hampir separuh dari total inflasi Juli.
"Penyumbang terbesar inflasi komoditas cabe rawit 0,12 persen, itu separuhnya inflasi Juli," kata dia, belum lama ini.
Inflasi pada komoditas cabai rawit dipengaruhi faktor musiman. Menurut Perry, panen komoditas penyedap rasa itu berada di luar jadwal dan pola konsumsi masyarakat.
"Masyarakat harus mulai biaskan tidak harus fresh, sudah mulai (konsumsi) cabe pasta, cabe kering, itu enak tetap pedas," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id