Dengan adanya target yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahun ini, Bank Dunia melihat angka tersebut menunjukkan komitmen Pemerintah Indonesia terhadap tanggung jawab fiskal. Ada upaya untuk terus memacu pertumbuhan ekonomi lebih tinggi seiring dengan pemerataan tingkat kesejahteraan.
Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chaves mengatakan dengan adanya target tersebut secara luas mencerminkan berlanjutnya prioritas pemerintah mengenai pengeluaran di bidang sosial dan infrastruktur.
"Tantangannya kita butuh mengumpulkan penerimaan lebih banyak agar pemerintah bisa membelanjakannya untuk infrastruktur," kata Rodrigo, dalam 'Perkembangan Triwulanan Perekonomian Indonesia', di Energy Building, SCBD, Jakarta Selatan, Kamis, 14 Desember 2017.
Selain itu, Indonesia perlu memperbaiki tax ratio atau rasio pajaknya yang saat ini masih rendah dibandingkan dengan global. Namun, Rodrigo percaya di tangan Dirjen Pajak yang baru, Robert Pakpahan bisa membuat rasio pajak tumbuh lebih tinggi di masa mendatang.
"Kami berharap dengan adanya pimpinan otoritas pajak yang baru, Pak Robert, dapat melanjutkan agenda untuk mengumpulkan penerimaan (pajak) lebih tinggi," jelas Rodrigo.
Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018, target pajak dipatok Rp1.424 triliun. Apabila ditambah dengan penerimaan bea cukai maka target perpajakan menjadi Rp1.618,1 triliun. Meski angka ini terbilang tinggi, namun pemerintah meyakini mampu mencapai target tersebut.
Adapun rasio pajak dalam arti sempit tahun depan ditargetkan sebesar 10,9 persen atau tumbuh dari tahun ini yang sebesar 10,8 persen. Sementara rasio pajak dalam arti luas yakni termasuk penerimaan SDA migas dan pertambangan minerba ditargetkan sebesar 11,6 persen atau tumbuh dari tahun ini yang sebesar 11,5 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id