"Kita jalankan dulu APBN 2018. Asumsi bisa berubah tapi dalam range yang masih masuk akal. APBN-nya kan baru ditetapkan, kita jalankan dulu," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Selasa, 21 November 2017.
Dalam APBN 2018, pertumbuhan ekonomi ditargetkan sebesar 5,4 persen, inflasi 3,5 persen, nilai tukar rupiah Rp13.400 per dolar Amerika Serikat (AS), dan suku bunga SPN tiga bulan 5,2 persen. Harga minyak mentah (ICP) ditaksir USD48 per barel, lifting minyak 800 ribu barel per hari, dan lifting gas bumi 1,2 juta barel setara minyak per hari.
Sementara itu, defisit anggaran dipatok sebesar 2,19 persen atau Rp325,9 triliun terhadap produk Domestik Bruto (PDB). Dengan pendapatan negara sebesar Rp1.894,7 triliun serta belanja negara Rp2.220,7 triliun.
"Kalau pertumbuhan pajak cukup bisa dicapai sama teman-teman (Ditjen) Pajak harusnya secara penerimaan dan secara pengeluaran sudah tertata dengan baik. Lalu kita punya keinginan memperbaiki APBN dari sisi defisit primernya, dari sisi budget defisit ke 2,2 persen," jelas dia.
Dirinya menambahkan, adanya perhelatan pemilihan kepala daerah (Pilkada) untuk tahun depan juga menjadi sinyal bagaimana pemerintah harus secara kredibel menjalankan APBN. Untuk itu diharapkan jika tidak akan terlalu banyak perubahan untuk APBN tahun depan.
"Kita upayakan dari awal tahun anggaran kredibel. Angkanya enggak harus bongkar pasang dan bisa dijalankan sesuai angka yang ada. Beberapa asumsi ekonomi makro pemerintah memasang angka cukup bisa dipertanggungjawabkan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id