Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bersama dengan Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde (SONNY TUMBELAKA/AFP)
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bersama dengan Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde (SONNY TUMBELAKA/AFP)

Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018

Menkeu: Lagarde Pakai Baju Karya Desainer Indonesia

15 Oktober 2018 13:11
Nusa Dua: Dalam acara Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018, di Nusa Dua, Bali, Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde sering terlihat anggun dengan pakaian yang dikenakannya. Siapa yang menyangka, pakaian yang dikenakan oleh Lagarde dalam pertemuan tersebut merupakan hasil karya buatan desainer Indonesia.
 
"Tadi ada satu orang yang bertanya kepada saya, di mana tempat yang direkomendasikan untuk membeli jaket dan baju secantik yang kita pakai. (Bahkan) Lagarde selama seminggu memakai baju dengan motif Indonesia dan buatan desainer Indonesia," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, seperti dikutip dari laman am2018bali, Senin, 15 Oktober 2018.
 
Menurutnya fenomena tersebut merupakan pujian yang diberikan kepada Indonesia karena dinilai berhasil menyelenggarakan ajang Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018. "Apresiasi seperti itu memberikan kesan yang sanagat mendalam, karena mereka mampu melihat hal-hal kecil yang kadang tidak kita perhatikan," kata Ani, sapaan akrabnya.

Dirinya tidak menampik berbagai pujian terus mengalir kepada Indonesia. Bahkan, ada banyak delegasi yang memilih untuk memperpanjang waktunya di Bali karena mereka sangat terkesan. "Kemudian saya mengatakan kepada mereka untuk menghabiskan uangnya dengan membeli berbagai barang yang khas Indonesia," ungkapnya.
 
Dari sisi yang substansial, Ani mengatakan, Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018 terjadi dalam suasana lingkungan ekonomi dunia yang diproyeksikan akan tetap mencapai 3,7 persen. Mengacu pada proyeksi ini maka pertumbuhan ekonomi dunia tidak berubah sejak 2017. Pertumbuhan yang mendatar ini diperkirakan terjadi selama tiga tahun ke depan.
 
"Risiko terhadap perekonomian global juga meningkat, sering disampaikan di pertemuan IMFC. Jadi yang disampaikan adalah risiko global yang disebut trade tention yang dikhawatirkan berdampak pada ekonomi global," kata Ani.
 
Lebih lanjut, ia menyampaikan, pertemuan tahunan kali ini banyak mendengarkan suara-suara dari negara berkembang. Ini menunjukan keseriusan dunia dalam melihat risiko ekonomi global. Sementara untuk Indonesia, beberapa hal yang sangat penting dibahas misalnya tentang penanganan bencana dan strategi penanganan bencana.
 
"Hampir semua negara selalu memulai pembicaraan dengan menyampaikan duka cita dan simpati terhadap bencana yang menimpa Lombok dan Palu," pungkas Ani.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan