baca juga: Fed Diramal Bersiap Naikkan Suku Bunga Besar di Tengah Ancaman Risiko |
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan ketidakpastian di pasar keuangan akan meningkat akibat kenaikan suku bunga Fed yang terlalu agresif. Situasi ini akan memicu terjadi tekanan arus modal keluar pada negara berkembang.
"Yang harus diantisipasi adalah pelemahan nilai tukar rupiah, perlu direspons dengan kenaikan suku bunga acuan. Bauran kebijakan moneter dan fiskal sangat mendesak dilakukan," kata dia kepada Medcom.id, Selasa, 26 Juli 2022.
Ia menambahkan pelaku usaha juga bisa tertekan terutama industri yang memiliki exposure utang luar negeri dalam bentuk dolar AS. Imbasnya, cost of fund akan meningkat sementara untuk menyesuaikan harga jual produk ke konsumen akhir tidak mudah.
"Kenaikan harga ditahan, tapi beban biaya produksi dan bunga pinjaman semakin naik. Ini sangat menjepit dunia usaha di Indonesia," ungkapnya.
Oleh karena itu, Bank Indonesia (BI) perlu mendorong pengusaha ekspor melakukan konversi dengan menggunakan local currency settlement. BI juga disarankan melakukan stress test secara berkala terhadap lembaga keuangan yang mengalami tekanan capital outflow dan tekanan likuiditas.
"Pemerintah tentunya harus jaga harga energi, daya beli masyarakat dan tetap memberikan perlindungan sosial sama besarnya dengan masa pandemi," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News