Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan BI bisa saja mengambil kebijakan untuk menaikkan suku bunga acuan sebagai respons perkembangan global. Tak hanya itu, kenaikan suku bunga bank sentral bisa dilakukan disertai dengan relaksasi kebijakan Loan to Value (LTV) untuk mendorong sektor perumahan.
"Dilihat saja kalau Gubernur BI sudah bicara seperti itu kan dapat berupa kenaikan suku bunga dan relaksasi makroprudensial untuk dorong sektor perumahan. Sabar lah," kata Perry, di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat, 22 Juni 2018.
Dirinya menegaskan BI akan tetap fokus menjaga stabilitas ekonomi khususnya stabilitas nilai tukar rupiah dalam jangka pendek. Bahkan, BI telah menjalankan langkah pre-emptive, front leading, dan ahead the curve untuk merespons perkembangan global.
"Arah kebijakan yang baru dari keduanya karena Fed Fund Rate kemungkinan empat kali naiknya bukan tiga. European Central Bank (ECB) sudah mulai jelas normalisasi moneter, kurangi asetnya per September. Itu perkembangan terakhir, arah kebijakan moneter khususnya di kedua negara tadi," jelas dia.
Selain itu, lanjut Perry, risiko yang terjadi di pasar keuangan masih cukup tinggi. Untuk itu, bank sentral memberikan sinyal kenaikan suku bunga acuan yang dibarengi dengan kebijakan makroprodensial lainnya demi menjaga stabilitas ekonomi.
"Maka di RDG yang akan datang kami siap langkah-langkah pre-emptive bentuknya dan bisa berupa kenaikan suku bunga atau relaksasi makroprudensial yaitu mendorong sektor perumahan. Detailnya nanti akan kami umumkan setelah RDG kami lakukan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News