Ilustrasi. Foto: dok.MI
Ilustrasi. Foto: dok.MI

RAPBN 2022 Didesain Fleksibel untuk Penanganan Pandemi dan Pemulihan Ekonomi

Eko Nordiansyah • 06 September 2021 15:34
Jakarta: Pemerintah menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022 agar kebijakan terarah dan bermanfaat bagi masyarakat. Untuk itu, RAPBN 2022 mengambil tema 'Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural'.
 
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, RAPBN 2022 disusun tetap fleksibel terhadap situasi yang mungkin terjadi, sekaligus melakukan reformasi struktural dalam rangka penguatan fondasi untuk menopang pemulihan ekonomi yang berkelanjutan.
 
"Arsitektur RAPBN 2022 didesain tetap fleksibel dan sustainable agar responsif, antisipatif, dan adaptif untuk mendukung percepatan penanganan covid-19 dan recovery sosial ekonomi," kata dia dilansir dari laman resmi Kemenkeu, Senin, 6 September 2021.

Dalam RAPBN 2022, pemerintah akan fokus untuk menjaga konsistensi kebijakan, memprioritaskan penguatan kesehatan, menjaga resilience, survival, dan recovery bagi masyarakat miskin dan rentan, serta memberi dukungan kepada UMKM dan dunia usaha.
 
Selain itu, ia menambahkan, upaya penguatan kesehatan untuk penanganan covid-19 sebagai kunci pemulihan ekonomi juga terus dilanjutkan, antara lain melalui percepatan vaksinasi serta penguatan fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan, dan obat-obatan.
 
Pemerintah juga melanjutkan program perlindungan sosial berupa Program Keluarga Harapan (PKH), kartu sembako, kartu prakerja, Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa, serta dukungan UMKM melalui subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat dan insentif usaha.
 
Suahasil menjelaskan, kebijakan fiskal 2022 juga difokuskan untuk mendorong reformasi fiskal secara komprehensif baik untuk optimalisasi pendapatan, penguatan spending better, dan inovasi pembiayaan anggaran yang efisien, prudent, dan inovatif.
 
"Sehingga dapat memperkuat ketahanan fiskal dan memelihara keberlanjutan fiskal jangka menengah-panjang. Sehingga pada 2023, defisit dapat kembali maksimal tiga persen dari PDB," ungkapnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan