Jakarta: Pemerintah kembali menerbitkan sukuk global di pasar internasional sebesar USD2,5 miliar atau setara Rp35 triliun (kurs Rp14 ribu per USD). Surat utang tersebut diterbitkan dengan denominasi dolar Amerika Serikat (AS) dalam format -144A/Reg S Trust Certificate.
Dilansir dari laman resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Kamis, 18 Juni 2020, sukuk global ini diterbitkan dengan tenor lima tahun sebesar USD750 juta, 10 tahun sebesar USD1 miliar, dan tenor 30 tahun sebesar USD750 juta dengan akad Wakalah.
Penerbitan sukuk global kali ini akan dicatatkan di Singapore Stock Exchange dan Nasdaq Dubai (dual listing) serta dilaksanakan setelmen pada 23 Juni 2020, dengan imbal hasil (yield) sebesar 2,3 persen untuk tenor lima tahun, 2,8 persen untuk tenor 10 tahun dan 3,8 persen untuk tenor 30 tahun. Setiap seri telah diberikan peringkat Baa2 oleh Moody’s Investor Service, BBB oleh S&P Global Ratings Services dan BBB oleh Fitch Ratings.
Di tengah kondisi pasar yang masih sangat volatile, penerbitan sukuk global mendapatkan respon yang sangat baik dari para investor global dan lokal yang menghasilkan order book sebesar USD16,66 miliar atau sebesar hampir 6,7 kali di atas target pemerintah sebesar USD2,5 miliar.
Pemerintah kembali melanjutkan komitmen dalam pembiayaan berkelanjutan dengan mendedikasikan tenor lima tahun sebagai green sukuk yang menunjukkan komitmen, leadership serta kontribusi pemerintah di komunitas global terkait pembiayaan perubahan iklim. Green sukuk kali ini merupakan penerbitan green sukuk yang ketiga kalinya di pasar global, di samping penerbitan green sukuk ritel di akhir 2019.
Transaksi ini dilaksanakan sejalan dengan rencana pembiayaan pemerintah di tahun ini termasuk untuk mengakomodir kebutuhan APBN dalam penanganan dampak pandemi covid-19 sekaligus untuk memperkokoh posisi Indonesia di pasar keuangan syariah global dan mendukung pengembangan keuangan syariah di kawasan Asia.
Beberapa capaian penting dari penerbitan ini antara lain, pencapaian kupon terendah untuk tenor lima dan 10 tahun untuk sukuk global, merupakan penerbitan sukuk global Indonesia pertama untuk tenor 30 tahun dengan kupon terendah dalam penerbitan sukuk di pasar keuangan global, penerbitan sukuk global tenor 30 tahun terbesar di Asia, serta oversubscribe sebesar 6,7 kali. Dengan besarnya order book, pemerintah dapat menekan harga sampai 70 bps dari harga penawaran awal (initial price guidance) dan di bawah indikatif fair value.
Penerbitan sukuk global ini menggunakan struktur akad wakalah dan telah mendapatkan opini syariah dari DSN MUI maupun dari International Islamic Scholars. Underlying asset yang digunakan berupa Barang Milik Negara (BMN) termasuk tanah dan bangunan sebesar 51 persen dan proyek pemerintah di 2020 sebesar 49 persen.
Transaksi ini mendapatkan permintaan yang luar biasa dari investor global yang qualified dan beragam, memperkokoh pasar sukuk yang semakin dalam, dan menunjukkan kepercayaan investor yang kuat terhadap Indonesia.
Adapun distribusi investor untuk tenor lima tahun sebesar 32 persen investor syariah yakni Timur Tengah dan Malaysia, lima persen investor Indonesia, 40 persen investor Asia kecuali Indonesia, 12 persen investor AS, dan 11 persen investor Eropa.
Tenor 10 tahun didistribusikan sebesar 31 persen investor syariah, lima persen investor Indonesia, 34 persen investor Asia kecuali Indonesia, 18 persen investor AS dan 12 persen investor Eropa. Sedangkan untuk tenor 30 tahun didistribusikan sebesar 10 persen untuk investor syariah, lima persen investor Indonesia, 44 persen investor Asia kecuali Indonesia, delapan persen investor AS dan 33 persen investor Eropa.
Sementara itu, BNP Paribas, Dubai Islamic Bank, HSBC, Maybank dan Standard Chartered merupakan Joint Lead Manager dan Joint Bookrunners. BNP Paribas dan HSBC bertindak sebagai Joint Green Structuring Advisor. PT Danareksa Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk bertindak sebagai Co-Manager untuk transaksi ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News