"Tadi saya telepon Pak Menteri Pekerjaan Umum, Kerja itu jangan setengah-setengah, kalau sudah membuat waduk ya irigasinya ke sawah-sawa harus di selesaikan," ujar Jokowi.
Ini disampaikannya dalam dialog dengan warga di Masjid Babussalam, Meulaboh, Aceh, Kamis (16/7/2015). Sebelumnya dia mendapat laporan dari Bupati Aceh Barat bahwa meski sudah waduk, tapi sawah-sawah tetap kekurangan air gara-gara saluran irigasi yang tidak optimal.
Di dalam pembicaraan teleponnya dengan Menteri PUPR, Jokowi memerintahkan agar Aceh Barat diberi prioritas pembangunan jaringan irigasi. Perintah itu pun langsung disangggupi oleh Menteri PUPR.
"Ini akan langsung dialirkan, bukan Rp 10 miliar tapi Rp 100 miliar untuk irigasi Aceh Barat," ujar Jokowi mengutip jawaban Menteri PUPR.
"Semoga ini mendorong produksi beras di Aceh Barat," sambungnya.
Jokowi mengaku bersyukur dapat kembali ke Aceh. Situasi kini jauh berbeda dibanding saat dirinya berkerja di Aceh Tengah pada 1985 silam.
"Tempat saya dulu ternyata bukan lagi Aceh Tengah, tapi Beneur Meuriah. Ternyata pemekaran wilayah di Aceh banyak sekali. Saya baru tahu ada Kabupaten Nagan, ada Aceh Barat," paparnya disambut tawa warga.
Jokowi mengingatkan setiap wilayah yang dimekarkan harus mendatangkan kemakmuran bagi warganya. Bukan mengejar bagi-bagi jabatan pemerintahan daerah baru kepada kalangan elit politikus lokal.
"Sekarang (pemekaran wilayah -red) kita moratorium dulu. Pemekaran itu perlu uang, pemerintah pusat perlu uang untuk di-drop," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News