Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengatakan, PMI Manufaktur konsisten dalam zona ekspansi dalam enam bulan terakhir. Meskipun melambat, aktivitas produksi tetap mencatatkan ekspansi di tengah gelombang Omicron.
"Indeks PMI yang masih berada di zona ekspansif ini mencerminkan dampak penyebaran Omicron relatif terbatas pada ekonomi Indonesia khususnya di sektor industri dibandingkan dengan gelombang Delta sebelumnya," kata dia, dalam keterangan resminya, Selasa, 1 Maret 2022.
Pada Juli 2021, yang merupakan puncak penyebaran varian Delta, sektor industri terpukul dengan PMI Manufaktur menyentuh level kontraktif di angka 40. Sementara pada Februari 2022, yang merupakan puncak penyebaran Omicron, sektor industri Indonesia tetap bertahan di level ekspansif.
"Pemerintah akan terus fokus pada upaya penanganan pandemi termasuk mempercepat vaksinasi dan vaksinasi booster yang terbukti menjadi game changer pada perekonomian," ungkapnya.
Penyebaran varian omicron
Aktivitas pembelian bahan baku atau barang modal tetap kuat di tengah masa penyebaran varian Omicron. Selain itu, tingkat penyerapan tenaga kerja terindikasi semakin cepat, seiring dengan kebutuhan dunia usaha untuk berproduksi.Ia menambahkan, laju penyerapan tenaga kerja ini tumbuh dengan mencapai level tertinggi sejak Februari 2020. Sementara dunia usaha tetap mengantisipasi risiko penyebaran varian Omicron, dinamika ekonomi global dan risiko gejolak harga komoditas.
Meski demikian, Febrio menyebut, berdasarkan survei PMI tersebut, para pelaku usaha memperkirakan dampak dari risiko terkini, terutama akibat dari penyebaran varian Omicron akan dapat dilewati dengan cepat.
"Tingkat produksi sektor manufaktur diperkirakan akan terus meningkat, seiring dengan persiapan dalam menghadapi bulan Ramadan di awal April 2022," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News