baca juga: Kenaikan Dolar AS Hantam Prospek Ekonomi Negara Berkembang |
Dalam Laporan Standard Chartered Global Focus, Economic Outlook kuartal III-2023, yang disampaikan pada acara tahunan Global Research Briefing (GRB) 2023, dilansir Medcom.id, Kamis, 20 Juli 2023, tampak perekonomian di negara maju kemungkinan akan menjadi faktor utama adanya penurunan karena Amerika Serikat dan Eropa terus berjuang di bawah beban kenaikan suku bunga yang belum pernah terjadi sebelumnya serta kondisi pinjaman yang lebih ketat.
Sebaliknya, di Asia, India dan kawasan ASEAN diperkirakan bisa terus menikmati momentum yang baik dan terus mendukung pertumbuhan global. Perekonomian di negara maju terbukti jauh lebih tangguh dari yang diperkirakan. Kenaikan suku bunga yang agresif oleh The Fed dan Bank Sentral Eropa (ECB) sejauh ini memiliki dampak terbatas pada perekonomian Amerika Serikat (AS) dan kawasan Eropa. Meskipun AS menunjukkan tanda-tanda perlambatan dalam beberapa bulan ke depan, AS telah berhasil menghindari resesi sejauh ini.
Sejumlah data juga menunjukkan kawasan Eropa telah tergelincir ke dalam resesi pada periode kuartal IV-2022 dan kuartal I-2023, namun kondisi tersebut masih lebih baik dari perkiraan awal ketika aliran gas Rusia sangat dibatasi pada tahun lalu. Namun demikian, Standard Chartered masih memperkirakan AS akan masuk ke dalam resesi pada periode kuartal IV-2023 dan kuartal I-2024.
Sebaliknya, pertumbuhan di kawasan ASEAN masih tetap sehat meskipun sedikit melambat. Meskipun belum terlihat adanya dampak positif dari dibukanya kembalinya Tiongkok, Standard Chartered memperkirakan beberapa perekonomian ASEAN, termasuk Vietnam, Indonesia, dan Filipina akan tumbuh lebih dari lima persen di 2023, sementara Thailand dan Malaysia diperkirakan tumbuh di atas empat persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News