Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati pun turun memantau perkembangan pemilu negara Paman Sam itu. Kendati demikian, dirinya tak mau ambil pusing terkait hasilnya. Baginya siapa pun yang menjadi pemenang, tentu akan berpengaruh pada ekonomi.
"Apapun hasilnya kan itu adalah demokrasi di sana dalam hal ini kalau dampaknya kepada internasional, ya kita sebagai negara apapun yang dilakukan oleh mereka ya kita hormati saja," kata Ani di kantor pusat DJP, Jakarta Pusat, Senin, 7 November.
Di sisi lain, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia berharap dengan terpilihnya Presiden Amerika Serikat (AS) baru usai dilakukannya Pemilihan Presiden (Pilpres) AS pada 8 November dapat memberikan efek positif terhadap kinerja investasi di Tanah Air. Hal itu diharapkan memberi dampak terhadap perekonomian nasional.
Adapun Pilpres AS memberi efek positif lantaran Presiden AS baru akan menciptakan atau memberikan sejumlah kebijakan baru. Kebijakan tersebut diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi negara berkembang seperti Indonesia. Apalagi, sejauh ini ekonomi AS belum terakselerasi secara maksimal.
Dari sisi kandidat, Ketua Umum Kadin Rosan Roslani menilai, Hillary Clinton memiliki latar belakang yang baik untuk menjadi Presiden AS karena pernah menjadi Menteri Luar Negeri AS. Menurutnya Clinton akan lebih memahami keadaan politik dan situasi ekonomi saat ini dibandingkan lawannya dari Partai Demokrat yakni Donald Trump.
Baca: Hillary Clinton Diprediksi Menang Pemilu AS
"Kalau Hillary kan dulunya memang latar belakangnya memang Menteri Luar Negeri AS. Jadi kita lihat mungkin lebih memahami dari segi politik dan ekonominya," kata Rosan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News