Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong (kanan) (MTVN/Husen Miftahudin)
Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong (kanan) (MTVN/Husen Miftahudin)

Tingkatkan Daya Saing via Penyatuan Bisnis Antarnegara ASEAN

Husen Miftahudin • 28 September 2015 12:43
medcom.id, Jakarta: Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Trikasih Lembong mengatakan, perkembangan ekonomi di Tiongkok dan kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) membuat perekonomian di negara-negara ASEAN terguncang, khususnya Indonesia. Fatalnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD) terus meluncur hingga menyentuh level Rp15 ribu per USD.
 
Menteri yang akrab disapa Tom ini mengakui, lemahnya daya saing membuat negara-negara ASEAN terpuruk perekonomiannya. Maka itu, diperlukan penyatuan bisnis antarnegara ASEAN untuk mendorong daya saing dalam menghadapi guncangan ekonomi dunia.
 
"Kita akan lebih kuat menghadapi tren di dunia kalau menghadapinya bersama. Jadi buat saya jelas, kalau kita bisa bersinergi dan koordinasi dengan ASEAN mengadapi dunia, jadi lebih kuat dalam ASEAN dibandingkan menjadi Indonesia (sendiri-sendiri)," ujar Tom, saat meresmikan ASEAN Economic Community (AEC) Center, di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jalan MI Ridwan Rais No 5, Jakarta Pusat, Senin (28/9/2015).

Ia melanjutkan, dibukanya pasar global dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan berlaku dalam beberapa bulan mendatang diharapkan menjadi tonggak penguatan perekonomian regional ASEAN. Pasalnya, dengan dibukanya perdagangan bebas antarnegara ASEAN akan mampu menahan laju guncangan perekonomian dunia.
 
"Akar permasalahan kita itu di daya saing. Itu (MEA) untuk mengembalikan daya saing kita di pasar global. Pasar akan menyesuaikan dengan kita karena kita tidak bisa bersaing (sendiri). MEA pelan-pelan coba membantu update terbaru supaya kita mendorong daya saing industri dan UKM (Usaha Kecil Menengah) secara menyeluruh," ujarnya.
 
Tom yakin, MEA merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk merubah fundamental perekonomian terhadap kondisi kurs dan ekonomi secara nasional. Meski penyatuan ini cukup berisiko, namun menurut dia, MEA akan menjadikan daya saing industri dan UKM Indonesia kuat terhadap goncangan global.
 
"Terus terang, ini (MEA) ujungnya sama juga dengan tren global, persaingan global. Tentunya dengan dibukanya pasar, kita akan menghadapi persaingan di dalam ASEAN dengan pelaku usaha dan sebagainya," pungkkas Tom.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan