Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyelenggarakan rapat perdana (FOTO: MTVN/Husen Miftahudin)
Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyelenggarakan rapat perdana (FOTO: MTVN/Husen Miftahudin)

Pemerintah Tetap Waspadai Kondisi Global Meski Sistem Keuangan Membaik

Husen Miftahudin • 13 Mei 2016 15:36
medcom.id, Jakarta: Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) melalui empat anggotanya melaporkan bahwa stabilitas sistem keuangan nasional selama tiga bulan terakhir dalam keadaan baik. Namun demikian, pemerintah harus tetap waspada terhadap pergerakan kondisi global dan domestik.
 
Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro mengatakan, membaiknya stabilitas sistem keuangan terlihat dari beberapa faktor. Diantaranya adalah perbaikan di sisi fiskal, kondisi moneter, perbankan, hingga penjamin simpanan.
 
"Kami juga melakukan assesment terhadap kondisi stabilitas keuangan tiga bulan terakhir dan intinya kondisinya terkendali baik. Tapi masing-masing berpendapat bahwa kita tetap perlu mewaspadai risiko-risiko yang muncul dari eksternal maupun domestik," ujar Bambang, dalam konferensi pers KSSK, di Gedung Utama Kemenkeu, Jalan Wahidin Raya, Jakarta Pusat, Jumat (13/5/2016).

Menurut Bambang, membaiknya kinerja sistem keuangan dipengaruhi oleh redanya ketidakpastian perekonomian global dan perkembangan ekonomi domestik yang positif. Namun hal tersebut harus diwaspadai sebab risiko-risiko sistem keuangan bisa terjadi kapan pun.
 
Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengakui, risiko yang harus diantisipasi adalah penurunan pertumbuhan kredit. Sebab selama kuartal I-2016, pertumbuhan kredit melambat dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
 
"Turunnya kredit karena cycle (siklus) pola seperti ini rendah, tapi pasti ada recovery yang diperkirakan meningkat tahun ini. Kami yakin akan ada recovery sesuai dengan pertumbuhan ekonomi yang naik tahun ini sehingga akan menambah kredit yang lebih besar di triwulan dua hingga empat. Saya yakin akan naik," pungkas Muliaman.
 
Seperti diketahui, survei yang dilakukan BI melaporkan pelambatan pertumbuhan kredit disebabkan belum tingginya kebutuhan pembiayaan korporasi serta sikap selektif perbankan dalam menyalurkan kredit untuk menekan risiko kenaikan kredit bermasalah.
 
Tercatat pertumbuhan kredit modal kerja turun menjadi 26,7 persen dari kuartal sebelumnya sebesar 42,8 persen, disusul kredit konsumsi yang hanya 11,8 persen ketimbang kuartal sebelumnya 45,7 persen.
 
Khusus kredit konsumsi, penurunan permintaan terjadi pada kartu kredit yakni minus 31,9 persen dan kredit multiguna yang minus 15,1 persen tapi mengalami kenaikan pada kredit kendaraan bermotor yang tumbuh 17,6 persen.
 
Permintaan kredit baru dari enam sektoral prioritas juga mengalami penurunan. Sejalan dengan harga komoditas energi yang belum meningkat, kredit sektor pertambangan dan penggalian mengalami penurunan terbesar sampai 23,9 persen.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan