Jakarta: Pemerintah mendukung pemulihan ekonomi nasional melalui berbagai macam fasilitas ekspor dan impor, salah satunya dengan implementasi Sistem Nasional Neraca Komoditas. Keberadaan Sistem Nasional Neraca Komoditas diyakini akan mendukung terbitnya kebijakan yang mendukung kinerja ekspor dan impor nasional.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, implementasi neraca komoditas memberikan manfaat bagi pemerintah yaitu sebagai referensi utama dalam membuat kebijakan dengan berdasarkan kepada data. Hal tersebut akan memberikan kepastian dan kualitas kebijakan karena data diharapkan bersifat cepat, akurat, dan objektif.
"Karena informasi yang tersedia sekarang masih tersebar di berbagai kementerian/lembaga teknis. Dengan adanya neraca ini, integrasi dan sinergi dari berbagai policy yang dikeluarkan oleh kementerian/lembaga diharapkan bisa jauh lebih positif, lebih kuat, dan lebih komprehensif sehingga tidak saling menafikan satu sama lain," kata dia, dilansir dari laman resmi Kemenkeu, Selasa, 31 Mei 2022.
Dari sisi pelaku usaha, neraca komoditas diharapkan akan memberikan informasi yang akurat, tepat waktu, serta efisien dalam merencanakan berbagai kegiatan usahanya. Hal itu mulai dari pengajuan izin hingga perencanaan untuk impor maupun ekspor, serta kepastian dari proses administrasi.
"Pelaku usaha dapat melakukan monitoring progres dari setiap tahapannya secara real-time sehingga transparansi dan efisiensi akan makin meningkat," tuturnya.
Kondisi itu, tambahnya, tentu akan menimbulkan kepercayaan yang semakin tinggi dari dunia usaha terhadap sistem yang melayani mereka. Dengan berbagai perbaikan ini, efisiensi nasional diharapkan akan tercapai dan daya competitiveness ekonomi Indonesia juga akan meningkat," ungkapnya.
Di sisi lain, neraca komoditas dapat digunakan untuk menjaga transparansi data komoditas dari berbagai sistem di kementerian/lembaga yang masih terdapat inkonsistensi data dan informasi maupun aturan, juga dari sisi verifikasi dari berbagai transaksi. Ia mengingatkan masih ada ruang perbaikan terhadap implementasi Sistem Nasional Neraca Komoditas tersebut.
"Terkait perbaikan pelaksanaan neraca komoditas, tentu kita perlu untuk terus meningkatkan cakupannya yang tidak hanya bersifat nasional, namun diharapkan bisa juga meng-capture sisi regional. Dan dengan makin luas cakupan neraca komoditas, maka manfaatnya juga akan semakin besar, termasuk di dalam mengintegrasikan global supply chain information," ujar dia.
Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan apresiasi kepada Lembaga National Single Window (LNSW), Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), serta K/L terkait melalui Strategi Nasional Pencegahan Korupsi, yang mampu berkolaborasi untuk mengembangkan dan mengimplementasikan sistem neraca komoditas.
Menurutnya sinergi dan kolaborasi merupakan satu kata kunci yang begitu penting dalam terus memperbaiki ekonomi Indonesia, apalagi dihadapkan pada risiko global yang semakin meningkat. Tentu diharapkan seluruh pihak yang terkait, termasuk dunia usaha, untuk terus berusaha memperkuat ekonomi Indonesia.
"Salah satunya dengan terus memperbaiki neraca komoditas kita, baik dari cakupan komoditasnya maupun cakupan dari sisi regional yang dimasukkan dalam neraca," pungkasnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, implementasi neraca komoditas memberikan manfaat bagi pemerintah yaitu sebagai referensi utama dalam membuat kebijakan dengan berdasarkan kepada data. Hal tersebut akan memberikan kepastian dan kualitas kebijakan karena data diharapkan bersifat cepat, akurat, dan objektif.
"Karena informasi yang tersedia sekarang masih tersebar di berbagai kementerian/lembaga teknis. Dengan adanya neraca ini, integrasi dan sinergi dari berbagai policy yang dikeluarkan oleh kementerian/lembaga diharapkan bisa jauh lebih positif, lebih kuat, dan lebih komprehensif sehingga tidak saling menafikan satu sama lain," kata dia, dilansir dari laman resmi Kemenkeu, Selasa, 31 Mei 2022.
Dari sisi pelaku usaha, neraca komoditas diharapkan akan memberikan informasi yang akurat, tepat waktu, serta efisien dalam merencanakan berbagai kegiatan usahanya. Hal itu mulai dari pengajuan izin hingga perencanaan untuk impor maupun ekspor, serta kepastian dari proses administrasi.
"Pelaku usaha dapat melakukan monitoring progres dari setiap tahapannya secara real-time sehingga transparansi dan efisiensi akan makin meningkat," tuturnya.
Kondisi itu, tambahnya, tentu akan menimbulkan kepercayaan yang semakin tinggi dari dunia usaha terhadap sistem yang melayani mereka. Dengan berbagai perbaikan ini, efisiensi nasional diharapkan akan tercapai dan daya competitiveness ekonomi Indonesia juga akan meningkat," ungkapnya.
Di sisi lain, neraca komoditas dapat digunakan untuk menjaga transparansi data komoditas dari berbagai sistem di kementerian/lembaga yang masih terdapat inkonsistensi data dan informasi maupun aturan, juga dari sisi verifikasi dari berbagai transaksi. Ia mengingatkan masih ada ruang perbaikan terhadap implementasi Sistem Nasional Neraca Komoditas tersebut.
"Terkait perbaikan pelaksanaan neraca komoditas, tentu kita perlu untuk terus meningkatkan cakupannya yang tidak hanya bersifat nasional, namun diharapkan bisa juga meng-capture sisi regional. Dan dengan makin luas cakupan neraca komoditas, maka manfaatnya juga akan semakin besar, termasuk di dalam mengintegrasikan global supply chain information," ujar dia.
Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan apresiasi kepada Lembaga National Single Window (LNSW), Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), serta K/L terkait melalui Strategi Nasional Pencegahan Korupsi, yang mampu berkolaborasi untuk mengembangkan dan mengimplementasikan sistem neraca komoditas.
Menurutnya sinergi dan kolaborasi merupakan satu kata kunci yang begitu penting dalam terus memperbaiki ekonomi Indonesia, apalagi dihadapkan pada risiko global yang semakin meningkat. Tentu diharapkan seluruh pihak yang terkait, termasuk dunia usaha, untuk terus berusaha memperkuat ekonomi Indonesia.
"Salah satunya dengan terus memperbaiki neraca komoditas kita, baik dari cakupan komoditasnya maupun cakupan dari sisi regional yang dimasukkan dalam neraca," pungkasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id