Illustrasi. Dok ; Medcom.
Illustrasi. Dok ; Medcom.

Stunting Merugikan Ekonomi Indonesia Rp300 Triliun

Nia Deviyana • 19 Februari 2019 19:07
Jakarta: Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/PPN (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan stunting menyebabkan kerugian ekonomi sebesar 0,7 hingga dua persen Produk Domestik Bruto (PDB) yang sebesar Rp15 ribu triliun. Ini artinya setara dengan Rp300 triliun.
 
Stunting adalah persoalan gizi kronis karena kurangnya asupan gizi dalam waktu yang lama. Pada umumnya ini terjadi karena asupan makan yang tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh badan.
 
"Jumlah segitu kalau dikonversi ke APBN bisa dipakai untuk memperkuat anggaran kesehatan, pendidikan, dan sumber daya manusia," ujarnya di Hotel Ayana Midplaza, Jakarta Pusat, Selasa, 19 Februari 2019.

Apabila tidak diatasi, lanjut Bambang, Indonesia akan kekurangan sumber daya manusia yang kompeten dalam beberapa tahun mendatang. 
 
Hal ini sangat disayangkan mengingat perekonomian Indonesia sudah cukup membaik dalam beberapa tahun ini, di mana pertumbuhan ekonomi berada pada level 5,17 persen pada tahun lalu, kemiskinan juga terus menurun, diikuti pengangguran dan ketimpangan sosial yang terus menurun.
 
"Upaya penurunan stunting akan menciptakan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, pengurangan kemiskinan, pengangguran, serta ketimpangan," tambah Bambang.
 
Berdasarkan Global Nutrition Report 2018, Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami beban gizi ganda. Meskipun telah terjadi penurunan prevalensi stunting dari 37,2 persen di 2013 menjadi 30,8 persen di 2018, tetapi angka tersebut tergolong cukup tinggi. 
 
Demikian juga masalah kekurangan gizi mikro seperti anemia pada ibu hamil yang mencapai 48,9 persen juga dalam kategori tinggi. Kekurangan gizi mikro seperti gangguan akibat kekurangan zat besi, iodium, asam folat, zinc, dan vitamin A memiliki keunikan karena tidak bermanifestasi dalam kondisi fisik seperti kurus atau pendek, tetapi menimbulkan kelaparan tersembunyi atau disebut sebagai fenomena hidden hunger.
 
Pada kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Nila F Moelok mengatakan Hidden hunger yang terjadi pada ibu hamil dan anak balita dapat mempengaruhi pertumbuhan janin, perkembangan kognitif pada anak, dan daya tahan terhadap infeksi sehingga mengancam kualitas SDM Indonesia ke depan. 
 
Sebagai contoh, anemia pada ibu hamil memiliki hubungan yang erat dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan juga stunting pada anak balita. Kekurangan iodium pada anak usia 6-12 tahun dan ibu hamil dapat menurunkan nilai Intelligent Quotient (IQ) sebesar 10-15 poin.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan