Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menilai ruang fiskal dibutuhkan sebagai bantalan ketika terjadi guncangan pada ekonomi yang terefleksi oleh tingginya tingkat pengangguran, inflasi bergerak liar, konsumsi masyarakat rendah, penurunan pertumbuhan ekonomi, investasi yang rendah, meningkatnya pinjaman pemerintah, dan kemungkinan terjadinya resesi.
"Agar kalau ekonominya mengalami kecendrungan menurun mereka punya kemampuan," kata Ani, sapaan akrabnya, dalam bincang-bincang dengan awal media, di Kemenkeu, Jakarta, Selasa, 5 Juni 2018.
Ani mengaskan kondisi itu juga mulai dilakukan oleh Pemerintah Indonesia yang sedang melakukan akumulasi ruang fiskal dengan lebih selektif menggelola belanja negara di tahun-tahun mendatang. Adapun hal itu terlihat dalam rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 yang saat ini sedang disampaikan ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
"APBN kita sekarang sifatnya mencoba mengakumulasi bantalan, menciptakan ruang fiskal, tapi suportif secara selektif. Ini berarti sinyalnya pada k/l untuk belanja secara lebih efisien atau menggunakan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU)," tutur mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Anggaran Kemenkeu Askolani mengatakan, belanja akan tetap tumbuh namun tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut juga dilakukan untuk menjaga defisit APBN berada di level yang aman. Lagi pula, lanjut Askolani, di tahun politik nanti biasanya belanja tidak akan terealisasi sebesar tahun-tahun sebelumnya.
"Jadi dengan defisit yang rendah, kita bisa punya ruang yang cukup kalau terjadi apa-apa. Kita juga harus mengendalikan utang," pungkas Askolani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id