"Penurunan akan dilakukan secara bertahap hingga tujuh persen di 2016," ucap Chief Economist and Director for Investor Relation Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat, ditemui di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Kamis (14/1/2016).
Budi menilai jika BI rate lebih tinggi dari inflasi dan pertumbuhan ekonomi maka hal itu memberikan isyarat bagi bank sentral untuk tidak semakin ketat dalam kebijakan moneter. Sayangnya, kebijakan yang diambil BI selama ini sangat berbanding terbalik dengan bank sentral yang ada di negara lain.
"Di mana pada saat inflasi dan pertumbuhan rendah maka peluang untuk memperlonggar moneter semakin luas," jelas Budi.
Indonesia, lanjut Budi, sangat lambat dalam menurunkan BI rate. Namun, sangat cepat untuk menaikkan BI rate. Meski demikian, BI diperkirakan akan menurunkan BI rate hingga level tujuh persen dalam rangka mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi.
Budi menambahkan, agar pemerintah bisa menjaga pergerakan inflasi tetap stabil secara berkelanjutan maka kunci utamanya adalah pemerintah harus bisa mengimplementasikan secara cepat program-program di sektor infrastruktur.
"Mengapa sektor infrastruktur, karena kunci utama menjaga inflasi itu meningkatkan sektor infrastruktur Indonesia," pungkas Budi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id