Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengatakan program perlindungan sosial PEN efektif dalam menjaga konsumsi kelompok masyarakat termiskin di saat pandemi. Sehingga di tengah penurunan tingkat pendapatan per kapita secara agregat, masyarakat miskin dan rentan tetap mendapatkan perlindungan yang layak.
"Artinya program PEN di tahun 2020 telah mampu menyelamatkan lebih dari lima juta orang dari kemiskinan," kata Febrio dalam keterangan resmi, Kamis, 8 Juli 2021.
Bahkan, kata dia, program PEN juga mampu menjadi motor pemulihan ekonomi sehingga mampu menciptakan 2,61 juta lapangan kerja baru dalam kurun September 2020 hingga Februari 2021.
Hingga saat ini, pandemi masih belum usai. Pemerintah Indonesia terus bekerja keras menghadapi kondisi ini. Pemerintah juga mengantisipasi dengan penguatan program perlindungan sosial sebagai bantalan yang dibutuhkan untuk melindungi masyarakat miskin dan rentan.
Pemerintah alokasi anggaran program PEN 2021 sebesar Rp699,43 triliun. Dari besaran tersebut, anggaran perlindungan sosial menjadi Rp153,86 triliun atau meningkat Rp5,61 triliun dari anggaran sebelumnya Rp148,27 triliun di awal 2021.
Selain itu untuk bidang kesehatan, pemerintah telah dua kali menaikan alokasi anggaran dari Rp172,84 triliun ke Rp185,98 triliun dan menjadi Rp193,93 triliun. Anggaran kesehatan terutama digunakan untuk pelaksanaan vaksinasi, biaya diagnostik, testing, tracing, perawatan, hingga insentif tenaga kesehatan. Target vaksinasi per hari terus dinaikkan secara bertahap mencapai level 1,5-3 juta vaksinasi per hari.
"Pandemi masih memberikan ketidakpastian yang tinggi terhadap ekonomi. Percepatan vaksin, penguatan 3T, disiplin protokol kesehatan hingga pemberian perlindungan sosial akan terus dilakukan hingga kasus terkendali," jelas Febrio.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News